JAKARTA. Tekanan bertubi-tubi menghantui bursa Indonesia sepekan. Lihat saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.169,83, kemarin. Artinya, IHSG sudah melemah 8,73% sepekan. Indeks acuan MSCI Asia Pacific juga turun 2,48% ke 131,02, pekan ini. Dua analis yang dihubungi KONTAN sepakat, sentimen dari Amerika Serikat (AS) dan kurs rupiah yang melempem menjadi biang keladi kejatuhan IHSG. "IHSH mulai turun, setelah ada kebijakan Bank Indonesia mengenai giro wajib minimum dan loan to deposit ratio," ujar analis Trust Securities, Yusuf Nugraha. Sentimen lain dari dalam negeri yaitu pengumuman kebijakan ekonomi dari pemerintah. Pasar merespon negatif paket kebijakan. Pascapengumuman paket kebijakan, indeks terkoreksi dan ditutup melemah. Kata Yusuf, pasar menilai, kebijakan ini hanya normatif. Pasar menginginkan tindakan yang cepat untuk mengatasi turunnya IHSG.
IHSG anjlok 8,73%
JAKARTA. Tekanan bertubi-tubi menghantui bursa Indonesia sepekan. Lihat saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.169,83, kemarin. Artinya, IHSG sudah melemah 8,73% sepekan. Indeks acuan MSCI Asia Pacific juga turun 2,48% ke 131,02, pekan ini. Dua analis yang dihubungi KONTAN sepakat, sentimen dari Amerika Serikat (AS) dan kurs rupiah yang melempem menjadi biang keladi kejatuhan IHSG. "IHSH mulai turun, setelah ada kebijakan Bank Indonesia mengenai giro wajib minimum dan loan to deposit ratio," ujar analis Trust Securities, Yusuf Nugraha. Sentimen lain dari dalam negeri yaitu pengumuman kebijakan ekonomi dari pemerintah. Pasar merespon negatif paket kebijakan. Pascapengumuman paket kebijakan, indeks terkoreksi dan ditutup melemah. Kata Yusuf, pasar menilai, kebijakan ini hanya normatif. Pasar menginginkan tindakan yang cepat untuk mengatasi turunnya IHSG.