KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot ke bawah level 7.000 pada akhir perdagangan Kamis (19/6). IHSG tercatat anjlok 1,96% atau setara 139,15 poin ke level 6.968,64.

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas Liga Maradona menilai pelemahan IHSG didorong berbagai sentimen eksternal, mulai dari ketegangan geopolitik, arah kebijakan moneter global, hingga kekhawatiran seputar potensi kebijakan tarif dari Amerika Serikat.

“Sentimen utama hari ini (19/6) adalah kelanjutan tensi konflik di Timur Tengah, yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pasar juga merespons kehati-hatian terhadap suku bunga The Fed yang kemungkinan besar akan bertahan lebih lama di level tinggi,” kata Liga kepada Kontan, (20/6).

Pendapatan Melesat & Beban Turun, Profitabilitas GOTO Membaik di Q2-2025

Di sisi lain, kekhawatiran soal proteksionisme dagang juga meningkat, setelah pernyataan Donald Trump yang membuka peluang pemberlakuan kembali tarif impor jika ia kembali ke Gedung Putih. 

“Sentimen tersebut menambah beban pada pasar, memicu aksi jual dan pergeseran dana dari pasar saham ke aset aman,” imbuh Liga.

Baca Juga: IHSG Ditutup Jatuh 1,96% ke 6.968,6 Kamis (19/6), Top Losers LQ45: ANTM, PGEO, SMGR

Dengan situasi yang belum kondusif, analis memperkirakan, tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut pada Jumat (20/6). Liga memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.880 - 7.050, dengan kecenderungan melemah terbatas.

Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menebak, IHSG bisa turun lebih dalam ke kisaran 6.850 - 7.100, terutama bila sentimen negatif terus berlanjut. 

Ia menambahkan, aksi rebalancing indeks FTSE juga dapat memberikan tekanan tambahan melalui potensi arus keluar dari saham-saham big cap.

“Saat ini ada kekhawatiran tambahan terkait arus dana keluar akibat rebalancing. Ini bisa membuat tekanan terhadap IHSG lebih besar lagi, apalagi jika investor asing cenderung profit taking,” ujar Daniel.

Dalam kondisi yang penuh tekanan ini, analis menilai sektor energi, khususnya oil and gas bisa menjadi pilihan yang lebih defensif. Harga minyak mentah cenderung naik karena ketegangan geopolitik, yang memberikan sentimen positif terhadap emiten migas.

“Sektor energi saat ini diuntungkan dari lonjakan harga minyak. Saham seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) patut diperhatikan untuk jangka pendek,” ujar Daniel.

Baca Juga: IHSG Anjlok ke Bawah 7.000, JP Morgan Beberkan Penyebab

Liga juga sepakat bahwa sektor komoditas, terutama oil and gas dan logam mulia menjadi pelarian yang cukup rasional di tengah ketidakpastian global. 

"Selain MEDC dan ELSA, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di sektor logam juga menarik dilirik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News