KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berkinerja buruk sepanjang tahun ini. Pada Rabu (5/3), IHSG ditutup menguat 2.37% ke 6.531,39. Namun, dalam sepekan IHSG masih turun 1,13% dan anjok 7,02% dalam sebulan terakhir. Bahkan, jika menghitung sejak awal tahun, IHSG masih melemah 7,75%.

Tekanan pada pasar saham Tanah Air salah satunya merupakan respons terhadap kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang diluncurkan pada 24 Februari.

Kepala Danantara Rosan Roeslani mengakui IHSG menurun setelah peluncuran Danantara. Namun menurutnya penurunan bursa efek bukan di Indonesia saja.

Cetak Rekor Lagi, GOTO Catatkan EBITDA Positif di Kuartal II 2025

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Cermati Rekomendasi Saham Berikut, Kamis (6/3)

Ia bilang, bursa efek di emerging market maupun negara ASEAN juga sedang mengalami penurunan. 

Rosan menyebut IHSG pada Rabu (5/3) sudah mulai rebound. Bahkan harga-harga saham bank yang di bawah Danantara sudah di atas harga pada tanggal 24 Februari 2025. 

"Yang ketiga, kita tidak khawatir. Kenapa? Karena fundamental dari perusahaan-perusahaan kita, bank-bank kita, itu sangat baik. Sangat kuat," ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/3).

Rosan menyatakan bahwa Danantara percaya semua ini dengan fundamental. Presiden juga percaya kepada fundamental perusahaan yang dibawah Danantara kuat. 

Baca Juga: IHSG Jeblok Usai Peluncuran Danantara, Rosan Yakin Fundamental Perusahaan Masih Baik

"Jadi kalau itu turun karena ada persepsi atau secara teknikal, itu adalah suatu hal yang sangat wajar dan sangat lumrah dalam kenaikan harga turun dari saham saham perusahaan-perusahaan kita," kata Rosan.

Menurut Rosan, yang penting dan menjadi pegangan Danantara adalah fundamental perusahaan yang baik.

"Kami meyakini ini akan terus meningkat valuasinya, market cap-nya dari para perusahaan-perusahaan kita yang ada di Indonesia," pungkas Rosan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News