IHSG anjlok pasca pengumuman PSBB DKI Jakarta jilid I dan II, penyebabnya beda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan atawa IHSG anjlok, setelah pengumuman penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar alias PSBB DKI Jakarta pada Rabu malam, 9 September 2020. 

Kamis, 9 September 2020, IHSG terjun 5,01% atau 257,92 poin ke 4.891,46 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seluruh sektor turun. Sektor keuangan merosot paling dalam, mencapai 5,94%. Lalu, sektor aneka industri melorot 5,90% dan sektor industri dasar terkapar hingga 5,62%. 


Ada 444 saham yang turun harga pada Kamis, 9 September 2020. Seluruh saham penghuni indeks LQ45 kompak turun.

Hanya, ada 34 saham yang melemah lebih dari 6% dan sebagian menyentuh auto rejection bawah. Bahkan, berdasarkan data RTI, ada 176 saham yang merosot lebih dari 6,5%.

Baca Juga: IHSG anjlok 5% ke 4.891 di akhir perdagangan Kamis (10/9), puluhan saham mentok ARB

Menurut Eastspring Investment, IHSG 9 September melemah terdampak keputusan pemberlakuan kembali PSBB DKI Jakarta mulai 14 September. 

Eastspring Investment melihat, kebijakan itu menimbulkan kekawatiran akan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan akibat dari sektor usaha yang harus kembali tutup. 

IHSG juga anjlok pasca PSBB DKI Jakarta jilid I

IHSG juga anjlok, setelah pengumuman penerapan PSBB DKI Jakarta jilid I mulai 10 April lalu. Gubernur DKI Anies Baswedan ketika itu mengumumkan kebijakan tersebut pada Selasa malam, 7 April 2020.

Rabu, 8 April 2020, sempat menyentuh titik tertinggi di level 4.780,215, akhirnya IHSG harus melemah 3,18% dan terkapar di zona merah di level 4.626,69.

Saat itu, ada 335 saham melemah. Hanya, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pelemahan IHSG 8 April tidak lepas dari pergerakan bursa global yang mayoritas juga melemah.

Baca Juga: Saham-saham yang paling banyak dilepas asing saat IHSG anjlok, Kamis (10/9)

Pelemahan IHSG juga akibat ada aksi profit taking. “Koreksi IHSG juga akibat reaksi atas turunnya cadangan devisa Indonesia,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu, 8 April.

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada akhir Maret 2020 turun drastis, US$ 9,4 miliar menjadi US$ 121 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020.

Cuma sebaliknya, saat pengumuman PSBB DKI Jakarta jilid II, bursa global ditutup cenderung positif, dengan indeks utama Amerika Serikat (AS), seperti Dow Jones naik 1,6% dan S&P 500 menguat 2,01%. 

Begitu juga dengan indeks di Asia Pasifik seperti indeks Nikkei yang saat itu menguat 0,52%. Indeks Hang Seng juga menguat 0,13%, indeks Shanghai menguat 0,38%, dan indeks KOSPI menguat 0,96%.

Selanjutnya: IHSG anjlok, perkembangan corona masih menjadi fokus pasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan