KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) naik 0,28% atau 20,53 poin ke level 7.247,93 hingga akhir perdagangan Senin (22/1) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, IHSG berpotensi konsolidasi melemah pada Selasa (23/1). IHSG diprediksi akan didorong oleh keputusan People Bank of China (PBOC). "Sentimen negatif masih menaungi bursa regional Asia setelah PBOC mempertahankan suku bunganya, padahal market berharap PBOC memangkas suku bunga," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Pasar berharap PBOC memangkas suku bunga untuk menopang perekonomian China yang melambat, berdasarkan data terbaru yang dirilis pekan lalu. Selain itu, pasar juga mengantisipasi jelang rilis data PDB Amerika Serikat dan inflasi
personal consumption expenditure (PCE) yang rilis pekan ini. Cheril memprediksi IHSG akan bergerak melemah dengan rentang 7.200-7.270. Untuk saham, dia merekomendasikan
buy pada saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (
AGRO) dengan target harga Rp 330 per saham dan
stop loss Rp 310 dan buy pada saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) dengan target harga Rp 1.420 per saham dan
stop loss Rp 1.350.
Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat 0,28%, Simak Proyeksi IHSG untuk Besok (23/1) Equity Research Analyst Alrich Paskalis Tambolang memperkirakan pergerakan IHSG esok akan kembali fluktuatif. Pergerakan tersebut diikuti kecenderungan penurunan rata-rata volume transaksi. Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak
sideways, memperkuat kecenderungan konsolidasi lanjutan. "Sentimen negatif regional yang membayangi IHSG adalah pemberian
negative outlook pada
sovereign creditworthiness di Asia-Pasifik untuk tahun 2024 oleh Moody's Investors Service," kata Alrich kepada Kontan.co.id, Senin (22/1). Outlook negatif ini didasari oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok di 2023. Sebagai informasi, Moody's juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 4% YoY di 2024 dibanding rata-rata 6% YoY sepanjang 2014-2023.
Baca Juga: IHSG Naik 0,28% ke 7.247 Senin (22/1),TPIA, TBIG, ARTO Top Gainers LQ45 "Kondisi ini dapat berdampak negatif pada outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di sisi kinerja ekspor mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama," tuturnya. Akan tetapi, Alrich menilai kondisi ini juga berpotensi memicu akselerasi
capital inflow ke Indonesia mengingat indikator-indikator makro Indonesia relatif solid di 2023. Saham-saham yang terkait dengan
money flow, terutama bank masih dapat dicermati pasca
pullback di pekan lalu dan Senin (22/1). Untuk saham, dia melihat saham
BBCA,
BBNI,
BBRI, dan
BMRI terindikasi memasuki
oversold area di
support. Alternatif lainnya yaitu saham
NISP dan
BDMN. Di luar saham bank, dia merekomendasikan
speculative buy pada
TBIG,
ACES, dan
EXCL. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati