IHSG bergerak liar dan berakhir di zona merah



JAKARTA. Di buka di zona merah, ditransaksikan positif di sepanjang sesi I dan II, hingga akhirnya ditutup di zona merah lagi. Itulah gambaran pergerakan IHSG hari ini.

Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,06% menjadi 5,266,93.

Ada 141 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 161 saham dan 104 saham lainnya tak berubah posisi.


Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 10,702 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,632 triliun.

Kendati demikian, jumlah sektor yang tertekan lebih sedikit ketimbang sektor yang naik dengan perbandingan empat dan enam. Tiga sektor dengan penurunan terbesar yakni: sektor barang konsumen turun 0,59%, sektor perdagangan turun 0,55%, dan sektor industri dasar turun 0,34%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers antara lain: PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 2,54% menjadi Rp 2.690, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 2,38% menjadi Rp 1.640, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) turun 1,38% menjadi Rp 2.140.

Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45 terdapat saham-saham: PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 2,43% menjadi Rp 1.685, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 2,02% menjadi Rp 1.765, dan PT Siloam International Tbk (SILO) naik 1,47% menjadi Rp 12.050.

Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell dengan nilai Rp 115,3 miliar di seluruh market dan Rp 74,1 miliar di pasar reguler.

Asia menanti May

Pasar saham Asia masih menunjukkan rupa beragam pada transaksi sore hari ini (17/1). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 14.21 waktu Singapura, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang ditutup dengan penurunan 1,48% menjadi 18.813,53.

Sedangkan indeks Topix ditutup dengan penurunan 1,41% menjadi 1.509,10.

Penurunan bursa Jepang terjadi setelah nilai tukar mata uang yen menguat terhadap dollar AS. Siang ini, posisi yen menguat ke posisi 113,32 per dollar AS. Posisi ini naik dari posisi pekan sebelumnya di 116.

"Yen menguat seiring adanya risk aversion di mana pergerakan pound terhadap yen menjadi pendorong utamanya," jelas Stephen Innes, senior trader OANDA.

Sekadar informasi, pasangan poundsterling/yen melemah dari level di atas 140 pada pekan sebelumnya menjadi sekitar 137,46 pada Selasa ini.

Penguatan yen menyebabkan saham-saham berbasis ekspor Jepang tertekan. Ambil contoh saham Toyota yang turun 1,58%, saham Nissan turun 1,04%, dan saham Honda turun 2,67%. Penurunan juga dialami saham Sharp sebesar 2,68%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melawan arus dengan mencatatkan kenaikan 0,4%. Pergerakan saham Grup Samsung tampak stabil, di mana saham Samsung Electronics naik 0,8%, Samsung SDI naik 0,9%, dan Samsung C&T turun 2%. Sementara, Samsung Engineering turun 4%.

Adapun indeks ASX 200 Australia ditutup dengan penurunan 0,85% menjadi 5.699,40 pada perdagangan sore. Hampir seluruh sektor memerah.

Sektor finansial mencatatkan penurunan 0,97% akibat aksi jual saham-saham perbankan. Sebut saja saham ANZ yang turun 1,27%, Commonwealth Bank of Australia turun 0,88%, Westpac turun 0,88%, dan National Australia Bank turun 1,06%.

Sedangkan pasar saham China diperdagangkan flat, di mana indeks Shanghai Composite turun 0,02% dan Shenzen Composite naik 0,9%. Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,49%.

Para investor di pasar saham Asia pada hari ini mengambil langkah hati-hati menjelang pidato Perdana Menteri Inggris Theresa May atas rencana Brexit yang akan berlangsung hari ini.

Dalam pidatonya, May diprediksi akan menjelaskan rencana Inggris atas isu Brexit dari Uni Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie