IHSG berpeluang lanjutkan penguatan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berpeluang melanjutkan penguatan besok, Selasa (1/3). Pasalnya, indikator teknikal menunjukkan sinyal adanya potensi penguatan.

Lanjar Nafi, Analis Reliance Sekuritas menjelaskan secara teknikal pergerakan IHSG cukup positif setelah berhasil mengkonfirmasi rebound pada MA25 dan break out resistance MA7 di dalam bullish tren jangka menengah. Dikuatkan dengan Indikator Stochastic seakan bergerak lantang menguat dari area jenuh jual.

Bila diukur golden rationya dari harga tertinggi hingga terendah terakhir, lanjut Lanjar, IHSG berhasil break out ratio 61,8% sehingga berpeluang bergerakan menuju 161,8% dilevel 4.900 dengan syarat mampu break out resistance upper bollinger bands yang berada pada level 4800.


"Oleh karena itu IHSG masih berpeluang menguat menguji resistance upper bollinger bands dengan range pergerakan 4730-4800." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (29/2).

Saham-saham yang masih dapat diperhatikan menurut Lanjar antara lain AALI, BBNI, CPIN, LPKR, UNTR, WIKA, ROTI.

Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak optimis sejak awal sesi dan ditutup naik 37,81 poin sebesar 0,80% dilevel 4.770.96 dengan volume yang relatif kecil.

Lanjar bilang, perkiraan tingkat inflasi bulanan yang masih cukup rendah dikisaran level 0,2% dari 0,51% di periode sebelumnya yang akan dirilis besok mampu menambah optimisme pasar pada perdagangan hari ini.

Investor menilai pemangkasan suku bunga masih berpeluang berlanjut melihat inflasi yang terus terkendali. Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli Rp 263 miliar meskipun 2 sektor favorit seperti inftastruktur dan properti terkoreksi.

Total capital inflow pada bulan Februari Rp 3,97 triliun, masih rendah dibandingkan capital inflow Februari 2015 lalu yang mencapai Rp 10,55 triliun.

Sementara bursa Asia ditutup mayoritas terkoreksi setelah dibuka cukup optimis diawal pekan ini. Langkah China yang akan memberhentikan sekitar 1.8 juta pekerja baja dan batubara untuk upaya memotong kelebihan kapasitas industri berdampak cukup negatif untuk jangka pendek pada bursa Asia.

Nilai tukar yen naik sedangkan yuan turun untuk hari ke tujuh setelah PBOC menurunkan suku bunga. Harga minyak mentah pun kembali turun beriringan dengan spekulasi surplus minyak yang berkepanjangan ditengah peningkatan eksport dari Stok Iran dan AS yang berada pada level tertinggi.

Adapun Bursa Eropa dibuka anjlok diatas kekawatiran atas stimulus bank sentral. Indeks harga import dan penjualan ritel di German mengalami perlambatan membuat investor pesimis akan pertumbuhan tingkat inflasi di zona Eropa yang dapat kembali melambat dibawah ekspetasi.

Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya diawal pekan diantaranya Kinerja sektor manufaktur di seluruh dunia. tingkat inflasi di Indonesia, tingkat pengangguran di German dan Eropa keseluruhan. Dimana data selain dari dalam negeri masih berpeluang negatif bila dilihat dari hasil konsensus yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia