KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (23/12/2025), seiring dukungan sentimen domestik dan global yang masih kondusif. Pada perdagangan Senin (22/12/2025), IHSG ditutup
rebound dengan menguat 0,42% ke level 8.645,84. Sektor energi menjadi penopang utama penguatan indeks. Analis Teknikal BRI Danareksa Sekuritas Reza Diofanda menilai penguatan IHSG mencerminkan respons pasar terhadap katalis domestik, khususnya rilis data pertumbuhan uang beredar.
“IHSG hari ini ditutup
rebound dan menguat 0,42% ke level 8.645,84 dengan sektor energi menjadi penopang utama penguatan. Pergerakan positif ini mencerminkan respons pasar terhadap rilis data M2 yang tumbuh tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir,” ujar Reza kepada Kontan, Senin (22/12/2025).
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat pada Selasa (23/12), Cek Saham Rekomendasi Analis Ia menambahkan, dari sisi global, sentimen pasar juga ditopang oleh lonjakan harga emas yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. “Harga emas yang kembali mencetak
all time high turut memperkuat sentimen pasar, seiring meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global,” imbuhnya. Secara teknikal, Reza menilai tren IHSG masih berada dalam fase
bullish. “Secara teknikal, tren IHSG masih berada dalam fase
bullish dan berpotensi melanjutkan penguatan. Level resistance terdekat berada di 8.656, sementara support penting berada di area 8.600,” jelasnya. Menurut Reza, selama indeks mampu bertahan di atas area support tersebut, peluang penguatan lanjutan masih terbuka. Untuk perdagangan Selasa (23/12/2025), Reza memproyeksikan IHSG masih memiliki peluang melanjutkan penguatan. “IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan target resistance di 8.656 dan support di 8.600, dengan pasar mencermati rilis data Durable Goods Orders dan GDP Growth Rate Amerika Serikat,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Tertekan Efek Kekhawatiran Suku Bunga Hingga Minggu Pendek Jelang Libur Natal Ia juga merekomendasikan sejumlah saham untuk trading jangka pendek, yakni
ANTM dengan area
buy di Rp 3.140-Rp 3.180, target resistance Rp 3.270-Rp 3.350, dan stop loss di bawah Rp 3.100,
NCKL dengan area
buy Rp 1.040-Rp 1.060, target resistance Rp 1.100-Rp 1.130, dan stop loss di bawah Rp 1.000, serta
BUMI dengan area
buy Rp 375-Rp 385, target resistance Rp 405-Rp 422, dan stop loss di bawah Rp 368. Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai optimisme pasar turut didorong oleh meredanya tekanan inflasi global. “Sentimen
cooling down inflation membuat optimisme investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan semakin meningkat,” ujar Nafan. Ia menambahkan, dari sisi domestik, langkah pemerintah di penghujung 2025 dinilai strategis untuk menopang pertumbuhan ekonomi. “Penguatan fundamental dan tata kelola, termasuk transformasi kelembagaan BUMN dan reformasi regulasi, menjadi persiapan menuju target pertumbuhan ekonomi 5,4% pada 2026,” katanya. Dari sisi teknikal, Nafan memproyeksikan IHSG bergerak dengan support di 8.600 dan 8.553 serta resistance di 8.666 dan 8.706.
“Strategi yang dapat diterapkan investor adalah melakukan akumulasi pada saham-saham pilihan dengan prospek solid, menerapkan
buy on dip, merealisasikan profit bila diperlukan, serta tetap disiplin dalam manajemen risiko,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News