KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (23/4). IHSG ditutup menguat di level 6.462,82 atau naik 0,75%. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pergerakan indeks pada hari ini dibayangi oleh sentimen dari internal maupun eksternal. Dari internal, sentimennya adalah penegasan Kementerian Keuangan terkait dengan pelaksanaan APBN 2019 untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi bisa memberikan sentimen positif bagi IHSG. "Dari eksternal, sentimennya adalah penguatan harga komoditas dunia," kata Nafan, kemarin.
Untuk hari ini, Rabu (24/4), Nafan memperkirakan indeks akan tetap zona hijau. Sentimen dari eksternal yang membayangi laju IHSG nanti adalah masih soal penguatan harga komoditas dunia. "Kalau dari internal adalah sikap para pelaku pasar menunggu pengumuman suku bunga BI," tambah dia. Sedangkan dari sisi teknikal, Nafan bilang, berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola
dead cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral. "Meskipun demikian, terlihat pola
bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area
resistance," papar dia. Maka, dia meramalkan IHSG akan tetap menguat dengan
support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6.424,58 hingga 6.386,33. Sementara itu,
resistance pertama maupun kedua memiliki
range pada level 6.491,94 hingga 6.521,06. Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut. 1.
AALI: Terlihat pola
bullish homing pigeon candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham.
“Akumulasi Beli” pada area level Rp 11.775 – Rp 11.900 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 12.250, Rp 13.325 dan Rp 14.400 per saham.
Support: Rp 11.775 per saham dan Rp 11.425 per saham. 2.
ASII: Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari
bollinger dan terlihat pola
bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.
“Akumulasi Beli” pada area level Rp 7575 – Rp 7675 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 7975, Rp 8900 dan Rp 9850 per saham.
Support: Rp 7.575 per saham dan Rp 7.250 per saham. 3.
AUTO: Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari
bollinger dan terlihat pola
bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.
“Akumulasi Beli” pada area level Rp 1.575 – Rp 1.595 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.605, Rp 1.645, Rp 1.735 dan Rp 1.830 per saham.
Support: Rp 1.575 per saham dan Rp 1.555 per saham. 4.
GMFI: Peluang terjadinya penguatan terbuka lebar sebab indikator MACD telah berhasil membentuk pola
golden cross di area negatif.
“Akumulasi Beli” pada area level Rp 238 – Rp 248 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 254, Rp 262, Rp 296, Rp 330 dan Rp 364 per saham.
Support: Rp 228 per saham. 5.
LSIP:
Terlihat pola
bullish homing pigeon candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham.
“Akumulasi Beli” pada area level Rp 1.110 - Rp 1.125 per saham, dengan target harga secara bertahap di Rp 1.140, Rp 1.200, Rp 1.280, Rp 1.470 dan Rp 1.660 per saham.
Support: Rp 1.090 per saham. 6.
SCMA: Terlihat pola
bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham
. “Akumulasi Beli” pada area level Rp 1.660 – Rp 1.680 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.700, Rp 1.910, Rp 2.120 dan Rp 2.330 per saham.
Support: Rp 1.650 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati