KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup pada zona hijau di akhir perdagangan Kamis (3/8). IHSG menguat 0,64% atau 43,56 poin ke 6.898,08 setelah 2 hari berturut-turut ditutup di zona merah. Equity Research Analyst dari Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan karena IHSG berhasil mencatatkan rebound signifikan di Kamis (3/8). Untuk Jumat (4/8) IHSG berpotensi kembali menguji resistance 6.950.
"Secara teknikal, potensi rebound diperkuat dengan terbentuknya golden cross pada Stochastic RSI bersamaan dengan rebound Kamis (3/8)," katanya Kamis (3/8).
Baca Juga: IHSG Menguat 0,64% ke 6.898 Pada Kamis (3/8), SMGR, KLBF, INTP Jadi Top Gainers LQ45 Penurunan rating obligasi global di AS oleh Fitch Ratings ke AA+ dari AAA memberikan dampak positif bagi saham-saham sektor keuangan di Indonesia. Kondisi ini mengindikasikan potensi capital inflow ke pasar modal Indonesia, khususnya saham-saham keuangan. Faktor lain adalah penurunan rating tersebut berpotensi menambah tekanan bagi The Fed untuk mempercepat pelonggaran kebijakan moneter. Untuk perdagangan Jumat (4/8), Rio menjagokan saham
BBCA,
BBNI,
BBRI dan
BMRI sebagai
top pics. Saham lain yang dapat diperhatikan adalah
SMGR,
TLKM,
UNVR,
GGRM dan
HMSP. Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, IHSG pada Kamis (3/8) menguat di antara bursa regional lainnya yang turun signifikan, seperti bursa saham China, Jepang, Korea Selatan dan Malaysia. Oleh sebab itu, kemungkinan IHSG akan terkoreksi di perdagangan Jumat (4/8), Karena melihat kondisi global yang masih diselimuti sentimen negatif.
Baca Juga: Melawan Arah Bursa Regional, IHSG Naik 0,29% ke level 6.874,13 pada Kamis (3/8) Pagi Sentimen global tersebut datang terutama dari sentimen Fitch yang memangkas rating utang pemerintah AS, yang berimbas kepada kenaikan yield obligasi 10 tahun AS ke level tertinggi sejak November tahun lalu, sehingga investor cenderung melakukan aksi flight to safety (menghindari risiko). Kemudian, rilis data ekonomi AS yang masih cukup solid juga menegaskan bahwa The Fed masih akan melakukan kebijakan moneter yang ketat dan berpotenis menaikkan suku bunga acuan di bulan September nanti. "Investor sebaiknya memilih saham-saham dengan sektor defensif, seperti konsumen primer, kesehatan, dan telko," Kata Fajar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi