KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang menjelang tutup tahun 2023. Pelaku pasar masih punya kesempatan untuk menjaring cuan, memaksimalkan dua pekan terakhir dalam perdagangan tahun ini. IHSG saat ini parkir di posisi 7.190,98 usai lanjut menanjak sebanyak 0,44% sepanjang pekan lalu. Jika dihitung sejak awal tahun 2023 (Year to Date/YtD), IHSG sudah menguat 4,97%. Dana dari investor asing mulai mengalir kencang, tampak dari posisi beli bersih (net buy) yang mencapai Rp 4,21 triliun dalam sepekan terakhir. Hanya saja, ketika diukur secara YtD investor asing mencetak aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 10,51 triliun.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengamati penguatan IHSG terakselerasi berkat katalis global yang relatif kondusif. Ratih menyoroti bank sentral negara maju mulai menahan suku bunga yang telah mencapai puncak, bahkan berpotensi melakukan pemangkasan pada tahun 2024.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,21% pada Jumat (15/12), Simak Proyeksinya untuk Senin (18/12) Investor asing kembali ke pasar ekuitas domestik, menyusul sinyal dovish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang berpotensi memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada tahun depan. "Dua minggu terakhir menjelang akhir tahun 2023, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan," ungkap Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12). Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina sepakat, IHSG berpeluang menguat. Namun, Martha memperkirakan penguatan IHSG sudah terbatas. Alasannya, pada dua pekan terakhir ini sudah minim sentimen yang bisa mendongkrak pasar. Sedangkan untuk pekan ini, pelaku pasar akan mencermati arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 - 21 Desember 2023. "IHSG sudah banyak kenaikan karena sentimen dovish The Fed. Sampai dengan akhir tahun penguatan mulai terbatas, target akhir tahun di 7.200," kata Martha. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana turut memperhitungkan, IHSG berpotensi naik, tapi dengan pergerakan yang sudah relatif terbatas. Herditya memproyeksikan IHSG akan menuju level 7.200 - 7.250 di akhir tahun. Sentimen pengiringnya adalah rilis data ekonomi di AS dan China, serta arah suku bunga acuan dalam RDG BI. Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menimpali, pelaku pasar akan mencermati RDG BI dengan ekspektasi mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%. Sentimen global masih berperan, baik dari sisi data ekonomi maupun perkembangan situasi geopolitik. Namun, Cheril melihat kecenderungan sentimen di pasar sudah positif, sehingga dalam skenario optimistis IHSG bisa menutup tahun 2023 pada level 7.250. Sementara untuk skenario moderat, IHSG berpeluang beranjak ke 7.100 dan pada skenario pesimistis parkir di level 7.000. Senior Equity Analyst Phillip Sekuritas Indonesia Helen Vincentia menambahkan, pergerakan harga komoditas dunia di akhir tahun turut menjadi katalis penting bagi IHSG. Selain itu, investor akan memperhatikan perkembangan politik dalam negeri pada masa kampanye Pemilu dan Pilpres. Sektor dan Saham Pilihan Helen melihat saham di sektor infrastruktur, properti dan bank masih punya prospek apik. Pilihan Helen adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), serta empat bank big caps, meliputi BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Helen juga melirik saham PT Astra Internasional Tbk (ASII).
Baca Juga: Window Dressing Telah Dimulai, Waspadai Hantu Ketidakpastian Martha turut melirik saham bank dan sektor infrastruktur. Martha menyematkan strategi buy atau hold untuk saham BBCA, BMRI, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Sedangkan Cheril menilai sektor teknologi menjadi menarik dengan sentimen suku bunga acuan yang lebih kondusif. Bagi para trader, bisa melirik saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) dengan target harga di Rp 110 dan stoploss di Rp 85, serta PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK) dengan target harga Rp 650 dan stoploss di Rp 550. Secara teknikal, Herditya menyodorkan tiga saham. Meliputi PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM), PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG). Target harga masing-masing berada di level Rp 1.715 - Rp 1.770, Rp 370 - Rp 394, dan Rp 25.000 - Rp 25.800. Sedangkan Ratih menyoroti capital inflow yang kembali mengalir, sehingga berpotensi membuat
window dressing pada saham big caps akan terakselerasi. Ratih menjagokan saham bank big caps, bank digital, tambang logam, serta properti. Ratih menyarankan trading plan untuk perdagangan pekan ini, dimana IHSG berpotensi menguat dalam rentang 7.125 - 7.280. Rekomendasi Ratih adalah: 1.
BMRI Buy di area Rp 5.900 dengan target harga pada resistance di level Rp 6.100 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 5.600. 2.
ASII Buy di area Rp 5.650 dengan target harga pada resistance di level Rp 5.800 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 5.400. 3.
SMRA Buy di area Rp 560 dengan target harga pada resistance di level Rp 585 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 530. 4. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) Buy di area Rp 2.320 dengan target harga pada resistance di level Rp 2.450 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 2.200. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi