KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan melanjutkan koreksinya pada perdagangan awal pekan depan, Senin (26/2). Adapun IHSG menutup perdagangan Jumat (23/2) dengan melemah 0,61% atau turun 44,51 poin ke level 7.295,09. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis mencermati secara teknikal pergerakan IHSG terdapat
death cross pada Stochastic RSI dan dikonfirmasi oleh MACD yang mulai terbentuk
negative slope. "Dengan demikian, IHSG berpotensi untuk melanjutkan pelemahan terbatas pada area 7.250 sampai dengan 7.270," jelas dia kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Sementara itu, pergerakan IHSG juga dibayangi oleh sentimen global. Salah satunya, rilis data New Home Sales Januari 2024 pada Senin (26/2) dari Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan akan naik menjadi 8% secara bulanan.
Baca Juga: Inilah Rekomendasi Saham Pilihan di Saat Harga Komoditas Fluktuatif Alrich bilang proyeksi tersebut sejalan dengan rilis data Existing Home Sales yang mengalami peningkatan di Januari 2024. Hal itu menjadi level tertinggi dalam lima bulan terakhir. "Selain itu, peningkatan ekspektasi para pelaku pasar terhadap rilis New Home Sales juga disebabkan oleh tingkat suku bunga yang cenderung lebih rendah dibandingkan tahun lalu," katanya. Masih dari eksternal, di hari yang sama perhatian investor tertuju pada European Central Bank (ECB) President Lagarde's Speech yang menjadi petunjuk terkait arah kebijakan suku bunga di Euro Area. Dari dalam negeri, investor cenderung mengantisipasi rilis data inflasi Indonesia pada Jumat (1/3). Adapun investor telah disuguhkan oleh data M2 Money Supply pada Januari 2024 yang tumbuh 5,4% secara tahunan. William Surya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas menambahkan rilis data kinerja emiten mulai rilis akan menjadi salah satu penopang pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang. "Dalam jangka pendek IHSG berpotensi terkonsolidasi wajar di tengah fluktuasi nilai tukar yang terlihat mulai membaik, tetapi dalam jangka panjang IHSG masih dalam fase uptrend," jelas dia.
Baca Juga: Pergerakan GOTO Stagnan, Saham FORU dan SSIA Naik di Penutupan Bursa Jumat (23/2) William memproyeksikan IHSG akan mengalami tekanan minor pada perdagangan Senin (26/2) dalam rentang 7.202-7.303. Dus, investor dapat melakukan akumulasi pembelian. Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan secara teknikal, IHSG berpeluang menguat dengan support 7.234 dan resistance di 7.315.
"Pergerakan IHSG nampaknya dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah dan harga komoditas dunia terutama minyak mentah," ujar Herditya. Untuk perdagangan Senin (26/2), dari Herditya, investor bisa mencemari
ERAA dalam rentang Rp 482-Rp 500,
BBRI di kisaran Rp 6.175-Rp 6.250 dan
BIRD di rentang Rp 1.820-Rp 1.875. Sementara top picks Phintraco Sekuritas jatuh pada
ANTM,
PGEO,
TKIM,
ESSA,
ADMR,
TLKM, dan
EXCL. Lalu, saham pilihan Yugen Bertumbuh Sekuritas jauh pada
ITMG,
BBCA,
BMRI,
JSMR,
TLKM,
ICBP,
AKRA dan
BSDE. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi