KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama tujuh tahun beruntun Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berhasil menutup Juli dengan menguat. Kenaikan tersebut diproyeksikan akan terus berlanjut pada tahun ini. Sebagai gambaran, IHSG berhasil menguat 0,19% pada Juli 2017. Kemudian sepanjang Juli 2018 IHSG naik 2,73%. Masih di bulan yang sama pada 2019, IHSG hanya naik 0,50%. Penguatan tersebut terus berlanjut di masa pandemi Covid-19. Seperti pada Juli 2020 IHSG melonjak 4,98%. Lalu, pada Juli 2021 dan 2022 IHSG masing-masing menguat 1,41% dan 0,57%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati secara historis peluang IHSG untuk menguat di Juli cukup besar dengan profitabilitas sebesar 89%.
Baca Juga: Setelah Libur Panjang, Simak Prediksi IHSG Untuk Perdagangan Senin (3/7) Apalagi para investor akan menanti rilis laporan keuangan para emiten di semester I-2023. Jika hasilnya kian membaik, maka akan menjadi
booster bagi IHSG. "Ini mendorong potensi
rebound IHSG, terutama pada saham yang sensitif dengan suku bunga, seperti bank, properti dan otomotif," ujar Valdy saat dihubungi Kontan akhir pekan lalu. Dari eksternal, lanjut dia, pelaku pasar akan masih mencermati perkembangan arah kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa dan China. "Kalau mengenai pelonggaran kebijakan moneter mungkin dapat mendorong
rebound IHSG di Juli," kata Valdy.
Baca Juga: Ambles 2,76% di Semester I, Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham di Semester II-2023 Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis menambahkan saat ini pelaku pasar juga sedang mencermati data ekonomi dari AS dan China, terutama data inflasi. Terlebih dengan penurunan data inflasi yang semakin cepat akan memunculkan ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga. Apalagi penurunan inflasi di Indonesia tergolong cepat. "Hal ini memungkinkan adanya potensi cut rate terlebih dahulu dari Bank Indonesia," tutur Azis.
Baca Juga: Cek Proyeksi Pergerakan IHSG Setelah Libur Panjang Rekomendasi Saham
Valdy memproyeksikan IHSG akan menguji
resistance di kisaran 6.750-6,800 dengan level
support di area 6.600–6.630 di sepanjang Juli 2023. Sementara Azis memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang 6.726–6.773. Untuk Juli ini, Valdy merekomendasikan investor untuk melirik saham-saham perbankan, terutama saham
big caps karena berpotensi uji
resistance untuk melanjutkan
bullish tren, seperti BBCA, BBRI dan BMRI.
"Investor juga bisa mencari peluang
bullish continuation pada ASII, INDF, ICBP serta potensi
rebound pada saham telekomunikasi, yakni TLKM dan EXCL," imbuh dia. Sementara untuk bulan ini, pilihan Azis jatuh pada saham di sektor konsumer dan retail seperti ICBP dan ACES. Dia menghitung kedua saham itu punya potensi
upside sebesar 10%–13%. "Atau juga bisa bisa perhatikan emiten bank digital seperti ARTO," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati