KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menanjak 35,04 poin atau 0,53% ke level 6.693,40 pada penutupan perdagangan Jumat (14/1). Kendati begitu, secara mingguan IHSG merosot 0,12%. Analis Indo Premier Sekuritas, Mino menyebut, sentimen negatif pasar saham pekan ini antara lain berasal dari pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan akan secara agresif menekan laju inflasi yang saat ini cukup tinggi dengan penerapan beberapa kebijakan moneter ketat. Selain itu, ada aksi jual investor terhadap saham sektor teknologi. Sedangkan untuk sentimen positif, datang dari menguatnya harga batubara secara signifikan seiring kebijakan pelarangan ekspor komoditas tersebut. Lalu, ada aksi beli asing yang cukup masif serta digelarnya program vaksin booster tanpa berbayar.
Pada pekan depan, Mino memprediksi IHSG berpeluang menguat. "Seiring dimulainya musim laporan keuangan di Amerika dengan ekspektasi yang cukup positif, potensi berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan aksi beli asing," terang Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (14/1). Mino merekomendasikan untuk mencermati saham dari sektor keuangan (
BMRI,
BBCA,
BBNI), energi (
PTBA,
ITMG), dan sektor industrial (
ASII,
UNTR).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Ditutup Rp 14.310 per Dolar AS Jelang Akhir Pekan Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat bahwa IHSG masih bergerak
sideways, dan cenderung melemah dalam seminggu terakhir dengan rentang perdagangan di level 6.626-6.728. "Walaupun aktivitas asing tercatat
net buy selama seminggu terakhir, tetapi pembelian asing tersebut mayoritas didominasi oleh pembelian saham BBCA," ujarnya. William menaksir pergerakan IHSG minggu depan akan cenderung menguat. Apabila IHSG naik ke atas level 6.728, IHSG berpotensi kembali mencetak
all time high dengan target penguatan di sekitar level 6.900-7.000. Tetapi apabila IHSG turun ke bawah level 6.593, IHSG berpotensi untuk kembali menuju level 6.480-6.500. "Untuk katalis IHSG minggu depan akan ditentukan oleh pengendalian keberhasilan virus omricon di Indonesia dan adanya RDG bulanan untuk penentuan level suku bunga 7 days RRR," ujar William. William menjagokan sejumlah saham yang dinilai menarik untuk perdagangan minggu depan. Diantaranya
SMGR,
TLKM,
FREN,
ISAT,
BTPS.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,53% ke 6.693 Hingga Akhir Perdagangan Jumat (14/1) Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat Stochastic RSI dan
moving average convergence divergence (MACD) berpeluang membentuk
golden cross sebagai validasi
bullish signal, jika IHSG kembali ke atas 6.700 di perdagangan Senin (17/1). IHSG berpotensi uji
resistance 6.720 hingga 6.750 di awal pekan depan. Pelaku pasar dapat mencermati potensi berlanjutnya aksi beli selektif investor asing pada saham-saham big cap. Misalnya saja
ARTO,
BBCA,
UNTR, dan
PTBA yang berpotensi kembali menjadi
movers IHSG di Senin (17/1). "Pelaku pasar juga bisa perhatikan potensi
rebound pada
UNVR dan
ADRO," sebut Valdy. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya rotasi pelaku pasar, terutama investor asing dari saham-saham
high-growth ke saham-saham
blue chip dengan fundamental solid atau yang berpotensi mencatatkan peningkatan signifikan kinerja keuangan di FY2021.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,12% Dalam Sepekan Hingga Jumat (14/1) Hal ini juga sejalan dengan peningkatan
uncertainty risk. Ada dua yang ditekankan oleh Valdy, yakni proyeksi peningkatan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada pertengahan Februari 2021 serta The Fed yang lebih agresif dalam melakukan normalisasi kebijakan moneter di tahun 2022. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data ekspor dan Impor Desember 2021. Surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) diperkirakan berlanjut di Desember 2021 yang berpotensi menjadi sentimen positif untuk saham bank dan energi.
Sedangkan analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan pekan depan IHSG menguji
resistance 6.750. Jika tidak dapat melewati, IHSG berpotensi kembali ke level 6.560. Menurut Cheryl, sektor energi khususnya batubara bisa menjadi saham yang layak dicermati, seperti pada
ITMG,
PTBA. Juga sektor transportasi seperti
ASSA.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Astra (ASII) di Tengah Kenaikan Penjualan Mobil 2021 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati