KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) kembali melemah tipis sebesar 0,08% atau turun 5,594 poin ke angka 6.850,10 pada saat penutupan perdagangan Rabu (12/6). IHSG diprediksi menguat dengan
support resistane di kisaran 6.822 – 6.866 pada perdagangan Kamis (13/6). Secara teknikal, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menilai, terdapat sinyal awal
rebound dengan terbentuknya pola
spinning bottom, sementara
Stochastic Relative Strength Index (RSI) berada di area oversold. Menurutnya, IHSG berpotensi konsolidasi di area 6.820 – 6.880. “Jika mampu breakout 6.900 seiring dengan tekanan jual yang mereda, maka menjadi validasi IHSG dapat rebound,” kata Alrich kepada Kontan, Rabu (12/6).
Dari global, pasar akan cenderung
wait and see terhadap keputusan The Fed perihal suku bunga di pertemuan
Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (13/6). Selain itu, The Fed diharapkan akan memberikan gambaran mengenai peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini. Di sisi lain, di Amerika Serikat (AS) terdapat rilis data Core Inflation tahunan atau
Year on Year (YoY) dan Headline
Consumer Price Index (CPI) YoY yang diperkirakan masing-masing di level 3,5% dan 3,4%.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,08% ke 6.830 Pada Rabu (12/6), SMGR, INKP, PGEO Jadi Top Losers LQ45 “Realisasi inflasi yang berada di kisaran target The Fed akan memberikan katalis yang positif pada potensi berakhirnya sikap
hawkish The Fed,” kata Alrich kepada Kontan, Rabu (12/6). Dari kawasan Eropa, terdapat rilis data
Industrial Production bulan April 2024 yang diperkirakan akan meningkat 0,2% secara bulanan atau
Month on Month (MoM) dari bulan Maret 2024. Adapun secara YoY diperkirakan masih akan melambat di level -1,9% YoY. Meskipun demikian, peningkatan secara MoM masih menandakan adanya ekspektasi tren positif berlanjutnya pemulihan industri di Eropa. Sedangkan, dari regional, terdapat rilis data
New Yuan Loans pada Mei 2024 yang diperkirakan sebesar 1.300 miliar yuan dari yang sebelumnya 730 miliar yuan di April 2024. Peningkatan ini sejalan dengan upaya People's Bank of China (PBOC) yang mendorong bank-bank untuk mempercepat pemberian pinjaman guna menopang sektor bisnis yang tengah melemah. “Meskipun perkiraan ini menunjukkan adanya perbaikan, ekspektasi nilai pinjaman tersebut masih di bawah CNY 1,36 triliun yang dikeluarkan pada Mei 2023, jelas Alrich. Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menambahkan, sejauh ini belum terdapat sentimen positif bagi IHSG. Apabila ada katalis positif sekalipun, semua tergantung data inflasi dan pertemuan The Fed malam ini. Dia menyebut, pelaku pasar lebih baik
wait and see apabila tidak siap dengan volatilitas. Pelaku pasar dapat mencari peluang dengan mencari saham saham yang memiliki fundamental bagus dan potensi valuasi di masa yang akan datang ketika harga mengalami koreksi. “Namun perhatikan profile risiko dari masing masing investor,” imbuhnya.
Baca Juga: Morgan Stanley Turunkan Peringkat Pasar Saham RI Jadi Underweight, Ini kata Ekonom Di siis lain, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana bilang, pergerakan IHSG dibebani oleh sektor teknologi dan sektor barang material yang melemah masing-masing 2,24% dan 1,02%. “Kami perkirakan besok IHSG berpeluang bergerak menguat dengan support 6.822 dan resistance 6.866,” kata Herditya kepada Kontan, Rabu (12/6). Selain faktor eksterna, IHSG juga bakal mendapat sentimen dari pergerkaan nilai tukar rupiah. Apalagi, rupiah berada dalam tren pelemahan. . Untuk perdagangan Kamis (13/6), Herditya cenderung mencermati saham
ICBP dengan target harga Rp 10.750 – Rp 11.000,
ELSA berkisar di level Rp 420 – Rp 430, dan
DOID di harga Rp 550 – Rp 575. Adapun Maximilianus menjagokan saham
NCKL,
PEVE, dan
TPIA Sedangkan, Alrich memberikan rekomendasi untuk mencermati saham
ADMR,
ADRO,
MAPI,
INDF, dan
ANTM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari