IHSG Berpotensi Menguat pada Senin (6/11), Simak Penopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membaik usai pengumuman dari The Fed yang menahan suku bunga di level 5,45%-5,50%. Pada pekan lalu, IHSG berhasil menguat sebesar 0,44%. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, pernyataan Powell yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga The Fed sudah berada di puncaknya membuat ketidakpastian menjadi berkurang.

"Di akhir tahun tentu kami melihat ada harapan perbaikan pergerakan IHSG, mulai dari kehadiran kampanye pemilu yang dimulai pada 28 November 23 hingga 10 Februari 2024 mendatang," kata Nico kepada Kontan.co.id, Minggu (5/11).


Selain itu, inflasi yang masih terkendali juga telah membuat ruang kenaikkan tingkat suku bunga menjadi terbatas atau bahkan sudah hampir mencapai puncaknya. 

"Kinerja emiten yang terjaga baik tentu memberikan harapan bahwa kinerja emiten mampu bertahan ditengah ketidakpastian, meskipun ada beberapa emiten yang mengalami penurunan namun masih dalam batas toleransi," jelasnya.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, ke depannya, IHSG mungkin bisa lebih menguat lagi, namun tidak akan terlalu tinggi. Menurutnya, sentimen penggerak IHSG akan didorong oleh sentimen dalam negeri, seperti pemilu dan rilisnya laporan keuangan kuartal III-2023.

"Lalu untuk dana asing yang mulai masuk lagi sedikit, itu juga cukup untuk menaikkan IHSG," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (5/11).

Teguh menambahkan, meskipun saat ini suku bunga di dalam negeri sudah sangat tinggi, inflasi juga tertekan, tapi di sisi lain, pemilu bisa menstimulus ekonomi Indonesia.

"Mungkin dana asing itu memang tidak akan langsung berbondong-bondong masuk lagi," paparnya.

Nico juga mengatakan, capital inflow saat ini berpotensi masuk, namun hal tersebut akan kembali kepada situasi dan kondisi global juga yang memang dinamis.

"Kalau memang situasi dan kondisi kondusif, inflow pasti akan terjadi," kata Nico.

Nico memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun akan beregerak dengan rentang 7.120-7.180. Ia merekomendasikan beberapa saham, seperti saham di sektor perbankan yaitu, BBCA dengan target harga Rp 10.200 per saham, BBRI dengan target harga Rp 6.200, BBNI dengan target harga Rp 5.600 per saham, dan BMRI dengan target harga Rp 6.700 per saham.

Lalu, pada sektor consumer non-cyclicals seperti, INDF dengan target harga Rp 8.600 per saham, ICBP dengan target harga Rp 13.650 per saham, dan AMRT dengan target harga Rp 3.400 per saham.

Pada sektor telekomunikasi, Nico merekomendasikan saham TLKM dengan target harga Rp 4.500 dan EXCL dengan target harga Rp 2.800.

Terakhir, di sektor infrastruktur Nico merekomendasikan saham JSMR dengan target harga Rp 5.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi