IHSG berpotensi menguat pekan depan, simak sentimen pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,03% ke 5.103 pada akhir perdagangan Jumat (16/10). Selama sepekan terakhir IHSG menguat 0,98%. Untuk pekan depan, analis memperkirakan IHSG masih berpotensi menguat.

Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi menjelaskan, IHSG pekan ini cenderung menguat dipengaruhi sentimen RUU Cipta Kerja yang dipandang pasar cenderung menguntungkan investor. IHSG juga terkerek rencana merger bank-bank syariah di Indonesia. Selain itu, adanya rencana pembuatan pabrik baterai di Indonesia ikut mendorong beberapa saham pengelola pertambangan nikel. 

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, IHSG pekan ini terkerek euforia pasar terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Oktober 2020. Asal tahu saja, hasil rapat yang digelar 12 hingga 13 Oktober 2020 itu tetap mempertahankan tingkat suku bunga BI di level 4%. 


Di sisi lain, adanya komitmen penuh untuk melaksanakan program quantitative easing (QE) dalam rangka meningkatkan likuiditas turut mengerek pasar. Adapun sentimen positif dari pengesahan  RUU Omnibuslaw Cipta Kerja juga masih berpengaruh. 

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,03% ke 5.103 pada Jumat (16/10), asing lepas TLKM, BBCA, BBRI

Menurut Nafan,  sentimen-sentimen positif itu lebih kuat dibanding sentimen negatif yang memberatkan pasar selama dua hari terakhir. 

Asal tahu saja, mengutip data dari RTI Business, selama dalam pekan ini hanya dua hari perdagangan yang ditutup di zona merah. Adapun pelemahan itu disebabkan pasar yang wait and see terhadap program stimulus AS yang belum cair lantaran dinamika politik antara eksekutif dan legislatif. 

"Pasar juga cenderung bersikap wait and see dengan adanya faktor kepastian resesi perekonomian Indonesia dari pemerintah," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/10). 

Untuk perdagangan pekan depan, 19 Oktober hingga 23 Oktober 2020, IHSG cenderung bergerak menguat dengan level resistance maksimum di 5.233. Sementara level support-nya di 4.976. 

Menurutnya, sentimen yang akan mengerek pasar kurang lebih masih sama dengan pekan ini. Di sisi lain, pasar berekspektasi  terhadap data-data PMI manufactur-services negara-negara maju. Pasar juga berharap pada statement keberlanjutan program QE dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. 

Tidak jauh berbeda, Aqil memperkirakan IHSG pekan depan akan bergerak cenderung menguat di level 5.200  hingga 5.250. Jika IHSG mampu menembus level resistance terdekatnya di level 5.187, maka IHSG akan terkonfirmasi penguatan selanjutnya. 

"Namun harap diperhatikan untuk level support-nya 4.928 hingga 5.057," ungkap Aqil ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (16/10). 

Baca Juga: IHSG turun pada Jumat (16/10) siang, lima saham ini justru naik double digit

Menurut Aqil, IHSG pekan depan akan dipengaruhi pergerakan bursa global dan Asia. Adapun bursa global akan mempertimbangkan perkembangan stimulus fiskal Amerika Serikat yang saat ini masih terhenti pembahasannya. 

Pelaku pasar juga menunggu rilis data ekonomi beberapa negara seperti GDP Growth China, balance trade Jepang, tingkat inflasi UK, dan klaim pengangguran AS. Sementara dari dalam negeri, pergerakan IHSG akan terpengaruh rilis data penjualan kendaraan bermotor periode September 2020. 

Selanjutnya: Pajak dividen dalam UU Cipta kerja dilonggarkan, begini imbasnya bagi reksadana saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi