IHSG berpotensi menguat sepekan ke depan, cermati sejumlah rilis data ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.031,26 pada Jumat (10/7). Level tersebut menguat 1,15% dibanding penutupan pekan sebelumnya yang 4.973,79.

Mengutip keterangan resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), kenaikan IHSG seiring dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar bursa yang mencapai 1,19% menjadi Rp 5.928,78 triliun. Rata-rata volume transaksi harian meningkat 22,23% menjadi 8,76 miliar saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami peningkatan sebesar 15,5% menjadi 661.177 kali. Nilai rata-rata perdagangan harian BEI selama sepekan kemarin juga terkerek 23,5% menjadi Rp 7,95 triliun.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan kinerja yang baik selama sepekan terakhir didorong oleh optimisme pelaku pasar akan terjadinya pemulihan di kuartal III 2020 ini.


Adapun secara teknikal, pekan depan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setelah menguji level support barunya pada Jumat (10/7). "Faktor yang akan menjadi sentimen bagi IHSG adalah rilis data ekonomi seperti indeks keyakinan bisnis, neraca dagang, penjualan sepeda motor Juni, serta suku bunga pada minggu depan," jelas Hendriko ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/7).

Adapun IHSG pekan depan diprediksi berada kisaran level 5.000 hingga 5.350.

Baca Juga: Saham emiten batubara sukses menghijau dalam sepekan, simak rekomendasinya

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga memproyeksikan IHSG berpeluang konsolidasi menguat setelah kenaikan di awal pekan lalu, dengan level support di 4.985 sampai 4.885 dan resistance di level 5.111 sampai 5.150.

Menurut Hans, pekan depan IHSG masih akan dibayangi kekhawatiran pelaku pasar akan pandemi Covid-19. Di antaranya, pernyataan WHO terkait penyebaran virus Covid-19 melalui udara.

Di sisi lain, sentimen dari global yang akan memberatkan gerak IHSG adalah perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Hal ini meminimalisir potensi Trump kembali terpilih. Sebab, perintah tersebut berpeluang mengungkapkan sesuatu yang buruk.

Baca Juga: Market cap Bank BRI (BBRI) sudah bertambah Rp 115,95 triliun dalam dua bulan

Adapun memasuki bulan Juli, pelaku pasar juga menanti data laba korporasi di kuartal ke dua. Apabila laporan laba lebih baik dibanding harapan pelaku pasar, maka akan mendorong pergerakan yang positif. Akan tetapi, jika yang terjadi sebaliknya IHSG cenderung akan terkoreksi.

Sementara itu, sentimen-sentimen positif yang akan mengerek bursa seperti perkembangan obat remdesivir obat antivirus Gilead Sciences. Ada juga perkembangan salah satu vaksin Covid-19 dari Moderna yang mulai memasuki fase tiga.  

Pelaku pasar juga memiliki ekspektasi yang tinggi bahwa dana pemulihan virus Covid-19 sebesar 750 miliar euro atau setara US$ 851,70 miliar, akan disetujui oleh negara-negara anggota Zona Euro di bulan Juli.

Sentimen positif lainnya dari global yaitu perbaikan data ekonomi China dan spekulasi China yang sedang menggunakan kekuatan internal domestik untuk mendukung ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Rupiah berpotensi tertekan pekan depan, berikut sentimen yang perlu diwaspadai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati