KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak volatil. Kali ini IHSG menunjukkan penguatan sebesar 0,90% atau naik 62,31 poin ke angka 6.967,95 pada perdagangan Kamis (27/6). IHSG ditopang oleh IDX Finance dan IDX Consumer Cyclicals masing masing naik 1,14% dan 1,05%. Pada akhir pekan, IHSG diperkirakan akan ditutup dengan penguatan terbatas dengan
support 6.843 dan
resistance 7.023, Jumat (28/6). Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, terdapat lonjakan pergerakan IHSG pada Kamis (27/6). Dari indikator teknikal menunjukkan
positive slope Moving Average Convergence Divergence (MACD) melebar, sedangkan Stochatic
Relative Strength Index (RSI) berada di level 100%.
Adapun volume transaksi cenderung berada pada
average value. Menurutnya, terdapat indikasi rawan profit taking pada IHSG terlebih saham-saham bank big cap. “Saham-saham tersebut menjadi penopang penguatan IHSG yang telah memasuki area
overbought,” kata Alrich kepada Kontan, Kamis (27/6). Dari eksternal, hasil
stress test bank di Amerika Serikat (AS) menunjukan sektor perbankan di AS mampu bertahan dalam kondisi "
severe recession". Kondisi ini berdampak positif terhadap kepercayaan pasar ditengah kondisi suku bunga tinggi saat ini. Dampaknya terlihat dari penguatan signifikan harga saham bank, khususnya bank-bank besar di bursa kendati demikian, nilai tukar Rupiah masih cenderung stagnan di perdagangan Kamis (27/6). Alrich menyarankan, saat ini investor lebih baik tidak terlalu agresif dalam mengakumulasi saham bank. Pasalnya, harga saham-saham bank terindikasi
overbought di harga saat ini.
Baca Juga: Tengok Top Losers LQ45 saat IHSG Menguat pada Kamis (27/6), Cek MTEL, AMMN, dan INKP Sejalan, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra melihat, penguatan IHSG didorong penguatan saham
bluechip perbankan di antaranya BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI. Dalam proyeksinya, apabila IHSG kembali bergerak
bearish, maka akan kembali melemah ke kisaran
support 6.882 – 6.905. Sedangkan dalam skenario
bullish, IHSG berpeluang menembus
resistance 7.036 – 7.052. Lebih lanjut, volatilitas pergerakan IHSG disebut tidak bisa diprediksi hingga kapan. Hal ini dikarenakan pengaruh volatilitas nilai tukar rupiah dan volatilitas komoditas global yang masih erat dengan volatilitas IHSG. “Disisi lain update serta pergerakan data ekonomi global maupun domestik juga turut mewarnai arah pergerakan IHSG,” kata Wahyu kepada Kontan, Kamis (27/6).
Baca Juga: IHSG Ditutup Naik 0,90% ke 6.967,9 Kamis (27/6), Top Gainers: BUKA, SRTG, MAPI Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, pergerakan IHSG besok akan sangat ditentukan oleh sentimen berupa perilisan hasil Produk Domestik Bruto (PDB) AS final yang diperkirakan akan membaik. Selain itu, terdapat penantian terkait dengan data
Personal Consumer Exspenditures (PCE)
Price Index AS yang diproyeksikan melandai. Sementara, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut, Investor akan menanti data durable goods dan PCE AS. Dirinya memperkirakan, IHSG berpeluang menguat terbatas dengan
support 6.843 dan
resistance 7.023 pada Jumat (28/6)
Herditya mencermati saham ASII dengan target harga Rp 4.640 – Rp 4.799, ULTJ berkisar di level Rp 1.910 – Rp 2.060, dan PNLF di harga Rp 324 – Rp 350. Adapun Wahyu merekomendasikan kepada saham-saham berikut, di antaranya BBNI dengan target harga Rp 4.680 – Rp 4.760, HMSP berkisar di leverl Rp 715 – Rp 725, dan SILO di harga Rp 2.770 – Rp 2.820, serta TOWR di harga Rp 730 – Rp 740. Sedangkan, saham pilihan menurut Alrich untuk perdagangan akhir pekan, Jumat (28/6) meliputi saham INDF, UNVR, CTRA, PGEO, dan MYOR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih