KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berpotensi menyentuh level 7.500 pada akhir tahun 2022. IHSG menghadapi tantangan inflasi global pada kuartal keempat 2022. Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengatakan, IHSG diperkirakan akan ditutup pada level sekitar 7.200-7.500 hingga akhir tahun. "Jadi kalau dilihat dari volatilitasnya masih bisa naik dari penutupan perdagangan Jumat lalu," kata Agus kepada Kontan.co.id, Minggu (25/9).
Baca Juga: Menghitung Ulang Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Terhadap Realisasi Investasi IHSG berpotensi tertekan pada kuartal keempat 2022 karena aksi Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut direspon pula oleh Bank Indonesia (BI) yang mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25%. Agus bilang, kenaikan suku bunga acuan pastinya berdampak ke pertumbuhan ekonomi, namun selama likuiditas masih bisa terjaga maka ekonomi masih akan bagus. Sentimen positif itu berasal dari harga komoditas yang mendukung pertumbuhan
earnings per share (EPS). Harga komoditas seperti
crude palm oil (CPO) diungkapkan Agus dapat menentukan pertumbuhan.
Baca Juga: Suku Bunga BI Naik, Kredit Konsumsi Berpotensi Turun Harga komoditas CPO diprediksikan masih akan lebih tinggi daripada tahun 2018-2019. Selama harga CPO masih di atas RM 3.000 per ton, maka pertumbuhan ekonomi diyakini masih aman. "Pergerakan pasar ini adalah resultan dari harga komoditas, kebijakan suku bunga dan
foreign flow," kata Agus. Agus mencermati dari potensi kenaikan IHSG dan volatilitas pasar dunia, maka saat ini lebih baik bersikap defensif. Sektor yang aman secara taktikal adalah sektor komoditas. Sektor konsumer yang terdampak di kuartal kedua, harusnya membaik di kuartal ketiga dan keempat.
Baca Juga: Sudah Ada Kepastian Suku Bunga Acuan, IHSG Diprediksi Menguat Senin (26/9) Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan, pergerakan IHSG pada kuartal keempat 2022 masih cukup sejalan dengan sentimen-sentimen negatif secara global. Terlebih, sikap
hawkish The Fed diekspektasikan akan meningkatkan suku bunga acuan hingga 4% di akhir tahun ini. "Skenario IHSG akan
bearish di angka 6.743 dan
bullish di angka 7.480 pada kuartal keempat 2022," ujar Herditya. Kondisi tersebut akan dipengaruhi pula oleh proyeksi BI yang masih cenderung
hawkish hingga akhir tahun ini, seiring dengan kebijakan The Fed. Karena itu, Herditya menilai sektor dalam jangka pendek yang dapat dicermati adalah sektor
consumer non cyclical (barang konsumsi primer) dan sektor perbankan terlebih dahulu.
Baca Juga: Suku Bunga Global Naik, Simak Rekomendasi Saham-saham Jagoan Analis Saham-saham berikut ini layak dipantau yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) dengan target harga Rp 6.675 per saham, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) dengan target harga Rp 1.680 per saham, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dengan target harga Rp 9.400 per saham, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) dengan target harga Rp 6.800 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dengan target harga Rp 4.850 per saham, PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) dengan target harga Rp 1.720 per saham, dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (
PNBS) dengan target harga Rp 102 per saham. Sementara, Agus merekomendasikan saham emiten energi dan sumber daya yaitu PT Bukit Asam Tbk (
PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), serta PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati