KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (7/4) ditutup menguat 23,15 poin atau 0,33% ke posisi 7.127,36. Meski masih betah parkir di area 7.100, tapi IHSG hari ini berpotensi untuk terkoreksi. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengingatkan bahwa biasanya IHSG menyimpan potensi koreksi menjelang akhir pekan. Terlebih, indeks sedang dalam area tertingginya. Cheryl pun memperkirakan IHSG Jumat (8/4) akan bergerak di area 7.050 - 7.150. "Ada rilis indeks keyakinan konsumen bulan Maret, dan ada beberapa komentar anggota Bank Sentral Amerika Serikat yang bisa menjadi penggerak pasar," kata Cheryl, Kamis (7/4).
Senada, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga memprediksi IHSG hari ini berpotensi untuk terkoreksi, walaupun masih ada peluang untuk overshoot. Support IHSG hari ini berada di 7.040 - 7.000 dengan resistance pada 7.150 - 7.200. "Potensi kelanjutan net buy asing serta potensi taking profit di akhir pekan bisa menjadi sentimen untuk market di hari ini," ungkap William. Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper juga memprediksi pelemahan IHSG hari ini. Secara teknikal, candlestick membentuk doji stochastic yang berada di level overbought. Dennies menaksir level support 1 berada di 7.101 dan support 2 pada 7.075. Baca Juga: Prediksi IHSG Jumat (8/4) Bergerak Terbatas, Ini Pilihan Saham Analis untuk Dicermati Sedangkan untuk level resistance 1 berada di 7.149 dan resistance 2 pada 7.171. "Pergerakan akan ditekan oleh profit taking jelang akhir pekan serta kekhawatiran akan kebijakan The Fed yang akan lebih agresif pada pertemuan berikutnya," jelas Dennies. Pelaku pasar disarankan untuk mencermati saham INDY, ANTM, TINS, SCMA, TLKM dan KRAS. Dennies memberikan rekomendasi hold untuk saham MNCN dengan target harga di rentang Rp 1.010 - Rp 1.030. Kemudian Dennies merekomendasikan buy untuk saham MPPA dan PWON dengan rentang target harga masing-masing di Rp 410 - Rp 420 dan Rp 500 - Rp 515. CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan bahwa momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek, menengah maupun panjang.