IHSG Berpotensi Tertekan, Investor Dapat Mencermati Koreksi Saham Big Banks



 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi di tengah gempuran sentimen negatif yang ada. Adapun IHSG menutup perdagangan Jumat (5/4) dengan menguat 0,45% ke level 7.286,88. 

Sentimen datang dari angka inflasi Amerika Serikat (AS) yang mencapai 3,5% secara tahunan atau Year on Year (YoY) ada Maret 2024. Ini melampaui ekspektasi konsensus di level 3,4%. 

Angka inflasi dari Negeri Paman Sam ini mulai berdampak pada salah satunya pada meningkatnya yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang terus dari level 4,2% di akhir Maret 2024 menjadi 4,6%. 


Bagi Indonesia, dampak negatif telah terlihat pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kian melemah dari level Rp 15.880 per dolar AS pada akhir Maret 2024 menjadi Rp 16.084 per dolar AS.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham NCKL, AGII, ELSA dan HEAL Untuk Perdagangan Hari Ini (16/4)

Kedua, sentimen negatif datang dari ketegangan geopolitik yang semakin meningkat. Eskalasi konflik ini dapat semakin mendorong harga beberapa komoditas, seperti minyak mentah dan emas. 

Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren memproyeksikan sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan, properti dan teknologi berpeluang memimpin penurunan.

"Namun koreksi ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli saham perbankan dengan valuasi yang lebih menarik karena fundamental dan prospeknya tergolong baik," jelas dia dalam riset, Selasa (16/4). 

Adapun Stockbit Sekuritas menyukai BMRI karena memiliki target pertumbuhan kredit yang paling tinggi. Secara valuasi, BMRI masih lebih murah dibanding big banks lain. 

Selain itu, Stockbit Sekuritas juga menyukai BNGA dan BBTN karena mempunyai valuasi yang menarik dan potensi dari aksi korporasi yang menghiasi mid banks. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari