IHSG berpotensi tertekan pada awal November, dibayangi hasil pemilu AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,30% sepanjang Oktober 2020. Pada penutupan perdagangan Selasa (27/10), IHSG berada di level 5.128,23. Tapi, penguatan IHSG ini diperkirakan tidak akan berlanjut di awal November 2020.

CEO Sucor Sekuritas Indonesia Bernadus Wijaya menjelaskan, IHSG akan cenderung tertekan dengan support terdekat di level 5.000 di awal bulan November 2020. Jika IHSG melampaui level ini, maka IHSG akan menguji support berikutnya di 4.800. 

Penurunan IHSG itu dikarenakan ketidakpastian pemilihan umum (pemilu) presiden AS yang akan diselenggarakan pada 3 November 2020. 


Lebih lanjut Bernadus menjelaskan, jika Joe Bidden terpilih, maka hasil pemilu AS akan menjadi sentimen pemberat bagi pasar. Kebijakannya yang pro-lockdown dan peningkatan corporate tax cenderung menimbulkan sentimen negatif jangka pendek. 

Sementara itu, berkaca dari pemilu  AS 2016, IHSG langsung terkoreksi lebih dari 4%. Pada saat itu, Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, padahal pasar lebih mendambakan Hillary Clinton.

Baca Juga: IHSG Senin (2/11) berpotensi terkoreksi, cermati sentimennya berikut

Melihat kondisi ini, investor disarankan wait and see terlebih dahulu hingga hasil pemilu muncul. Akan tetapi bagi investor yang tertarik terhadap saham sektor perbankan,  dapat melakukan beli cicil bertahap di tiap titik di fibonacci retracement-nya. 

Selain pemilu AS, pekan awal November juga akan diperberat kenaikan kasus Covid-19 yang luar biasa di Amerika Serikat (AS) sehingga Dow Jones melorot hampir 6% dalam tiga hari perdagangan dari 26 hingga 28 Oktober 2020. Penurunan ini dipicu ketakutan adanya lockdown yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Adapun sentimen dari domestik, investor masih menunggu hasil resmi GDP kuartal III 2020. Asal tahu saja, hasil konsensus berada di angka 2%.

"IHSG akan cenderung tertekan di dua minggu pertama bulan November. Kemungkinan akan mengalami sedikit penguatan di minggu ketiga dan keempat. Dengan range IHSG di bulan November 2020 akan berada di antara 4.750  hingga 5.150," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (29/10). 

Walau disarankan wait and see terlebih dahulu, Bernadus melihat beberapa saham masih menarik di bulan November ini. Misalnya, sektor Crude Palm Oil (CPO) karena di tanggal 14 November 2020 nanti akan ada hari raya Diwali. 

Di momentum tersebut, permintaan CPO cenderung meningkat terutama dari India dan kalangan etnis India. Momentum ini dapat mengangkat harga CPO, oleh karenanya emiten saham seperti LSIP dan AALI pun menarik untuk dikoleksi.

Di sisi lain, investor bisa tetap mencermati sektor barang konsumen. Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat cenderung beraktivitas dari rumah sehingga dapat mengerek penjualan emiten barang konsumen. Beberapa yang disarankan seperti ICBP atau holding company-nya INDF. Hingga kuartal III, secara year on year diprediksi menunjukkan hasil peningkatan yang baik dibanding emiten barang konsumen lainnya.

Selanjutnya: Menguat 5,30% sepanjang Oktober, begini prospek IHSG pada November 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi