IHSG Bisa Menguat Hari Ini Setelah Kemarin Dilanda Profit Taking



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,22% ke 6.835,11 pada perdagangan Kamis (17/2).

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan melihat ada potensi penguatan IHSG pada Jumat (18/2) lantaran IHSG mempertahankan gap up yang terbentuk di perdagangan Rabu (16/2). "Stochastic RSI membentuk golden cross pada pivot level (50%). Dengan demikian, terdapat peluang rebound IHSG ke 6.850-6.860 di Jumat (18/2)," jelasnya.

Adapun, optimisme terhadap outlook ekonomi Indonesia menjadi faktor utama yang menopang IHSG dari peningkatan uncertainty risk eksternal. Dari eksternal, pelaku pasar terlihat lebih rasional dalam menanggapi agresivitas The Fed dalam normalisasi kebijakan moneter.


"Di sisi lain, mulai nampak sinyal-sinyal peluang komunikasi untuk meredakan ketegangan geopolitik di perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir," kata Valdy.

Baca Juga: IHSG Turun 0,22% ke 6.835 Hingga Akhir Perdagangan Kamis (17/2)

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai pelemahan yang terjadi setelah dua hari menguat signifikan disebabkan oleh aksi profit taking. "Investor masih mencermati perkembangan dari ketegangan Rusia-Ukraina," tulisnya dalam riset, Kamis (17/2).

Untuk hari ini, dia memprediksi IHSG akan kembali menguat. Menurut Dennies, secara teknikal candlestick membentuk doji bertahan di atas support upper Bollinger band mengindikasikan masih ada peluang penguatan namun dengan rentang yang terbatas.

"Pergerakan akan minim sentimen dari dalam negeri dan dari global investor akan mencermati data klaim pengangguran AS serta perkembangan ketegangan Rusia-Ukraina," ungkap Dennies.

Baca Juga: Saham-Saham Ini Menjadi Pengerak IHSG Sejak Awal Bulan Februari

Dennies menilai IHSG akan bergerak dengan support 1 di 6.797 dan resistance 1 di 6.866. Kemudian, support 2 berada pada level 6.759 dan resistance 2 pada 6.897.

Valdy menilai beberapa saham yang dapat diamati pada Jumat (18/2), antara lain ASRI, BSDE, WIKA, PTPP, dan ADHI. Sementara Dennies merekomendasikan CTRA, MNCN, dan ASII.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati