IHSG bisa tembus rekor baru



JAKARTA. Jelang pengumuman laporan keuangan emiten, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor tertinggi baru. Senin (4/2), IHSG ditutup menguat 0,2% di 4.490,57. Beberapa emiten yang telah merilis laporan keuangan 2012, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan lainnya membawa sentimen positif bagi pergerakan IHSG.

IHSG terus reli sejak awal pekan lalu (28/1). Saham penggerak adalah sektor perbankan. Seperti, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Selain itu, ada saham konsumer dan infrastruktur.

Felix Sindhunata, Direktur Henan Putihrai Asset Management bilang, data domestik seperti kurs rupiah terhadap dollar AS yang mulai stabil dan inflasi yang sesuai ekspektasi membuat pasar makin percaya diri. Tak heran, dana asing di pasar saham dan surat utang terus masuk.


Sejak awal tahun, dana asing yang masuk ke bursa saham sudah mencapai Rp 6,89 triliun. Sementara kepemilikan asing di surat berharga negara per 31 Januari meningkat Rp 2,68 triliun sejak awal tahun.

Laporan keuangan beberapa emiten yang akan diumumkan di beberapa pekan ke depan akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.

Rekor baru

Dus, para analis memproyeksi IHSG masih ada potensi mencetak rekor tertinggi baru. Berdasarkan polling KONTAN kepada 10 analis, enam diantaranya yakin IHSG masih akan menguat pada hari ini. Sementara empat proyeksi akan melemah di kisaran 4.466-4.520.

Analis ETrading Securities, Yosua Batubara memperkirakan, dalam jangka menengah IHSG berpeluang menguat ke level 4.650 dan jangka panjang bisa menembus ke 4.772.

Sementara, Felix memprediksi, dalam jangka menengah IHSG akan ke level 4.580 dan sampai akhir 2013, bisa terbang ke 5.200. Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas Indonesia juga yakin, IHSG bakal terus melaju ke level 4.600 dalam jangka menengah dan level 5.300 dalam jangka panjang.

Meski pasar tengah bullish, analis menyarankan investor tetap cermat memilih saham. Yosua, misalnya, menyarankan investor menghindari saham-saham perbankan untuk saat ini, meski selama ini penggerak IHSG adalah saham sektor perbankan.

Maklum, saham perbankan seperti BBCA, BBRI dan BBNI memang telah memecah rekor tertinggi baru selama sepekan lalu. Karena itu, dalam jangka menengah pendek berpotensi ada koreksi.

Yosua mencontohkan saham BBRI, sudah rawan koreksi dalam jangka pendek. Tapi, dalam jangka panjang saham ini bisa ke Rp 9.000.

Sementara saham sektor konsumer, imbuh dia, masih layak masuk keranjang investasi dalam jangka menengah. Seperti, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang bisa menuju ke Rp 55.500.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menimpali, saham seperti KLBF juga layak koleksi dengan target jangka pendek di Rp 1.130. Saham media seperti MNCN, juga bisa dilirik.

Selain saham-saham bluechip, beberapa saham lapis dua juga masih layak dicermati investor. Misal, saham Salim Ivomas Pratama (SIMP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana