IHSG Bisa Terus Turun Selama BREN Masih di Papan Pemantauan Khusus FCA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal terus turun jika saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masih ada di papan pemantauan khusus (PPK).

Asal tahu saja, IHSG terjun bebas di tengah pekan ini. Rabu (5/6), IHSG ambles 2,14% atau 151,64 poin ke 6.947,67 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 567,63 miliar di seluruh pasar saat IHSG tumbang hari ini. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 82,66 miliar. Sedangkan di pasar negosiasi, investor asing mencatat net sell Rp 484,98 miliar.


Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bilang, pelemahan IHSG hari ini masih disebabkan faktor BREN yang masih ada di PPK yang menerapkan mekanisme perdagangan secara full call auction (FCA). 

Baca Juga: Jalan Terjal IHSG, Longsor Diterpa Depresiasi Rupiah dan Saham BREN

Sejak masuk FCA pada 29 Mei 2024, harga saham BREN terus mentok auto rejection bawah (ARB) versi FCA yang sebesar 10% per hari. Hari ini, Rabu (5/6),  harga saham BREN kembali turun 10% ke Rp 7.425 per saham. 

Harga saham BREN telah jatuh 34% dari level tertinggi sepanjang masa di angka Rp 11.250 per saham yang tercatat pada Rabu (22/5) lalu. Saat itu, nilai kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp 1.505,02 triliun. 

Kini, nilai kapitalisasi pasar BREN hanya Rp 993,36 triliun. Artinya, nilai kapitalisasi pasar BREN terus jatuh hingga hangus Rp 511,66 triliun dalam enam hari saja. 

“Hingga akhir Juni, IHSG masih bisa tetap berada di kisaran level 7.000. Tetapi, agak sulit untuk bisa positif bertumbuh secara year to date (YtD) di semester I ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/6).

Menurut Budi, masuknya BREN ke PPK sudah membuat kinerja IHSG turun drastis. Dalam sepekan terakhir, IHSG sudah turun 2,7%.

Baca Juga: BREN & Saham Prajogo Pangestu Kompak Ambrol, IHSG Jebol ke Bawah 7.000

Alhasil, Budi menyarankan BEI untuk membatalkan mekanisme FCA agar kinerja IHSG bisa kembali membaik. “Volatilitas meningkat dan transaksi harian ikut turun jika FCA masih diterapkan. Batalkan FCA,” paparnya.

Budi pun melihat IHSG bisa saja menyentuh level 6.500 jika BREN masih berada di PPK. Sebab, BREN memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan berbobot besar dalam IHSG.

“Bisa saja (turun ke 6.500), karena BREN berbobot besar dalam IHSG. (Penurunan IHSG) masih akan terjadi hingga BREN keluar dari PPK,” ungkap dia.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, turunnya saham-saham Grup Barito menjadi salah satu penyebab kinerja IHSG hari ini tertekan. 

“Selain itu, outflow yang terjadi di saham-saham perbankan turut menyumbang pelemahan indeks hari ini,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Rabu (5/6).

Baca Juga: Terjun 2,14%, IHSG Masih Rawan Koreksi pada Kamis (6/6)

IHSG masih berpotensi tertekan ke level 6.880-6.930 di bulan Juni. Apabila gagal bertahan di atas level ini, tidak menutup kemungkinan IHSG akan kembali ke level 6.670-6.700 dalam beberapa minggu ke depan.

“Salah satu sentimen pelemahan IHSG adalah pasar yang juga masih menunggu katalis pemotongan suku bunga The Fed yang diprediksi akan terjadi di akhir tahun 2024,” tutur Daniel.

Meskipun begitu, Daniel tidak melihat kebijakan transaksi FCA untuk emiten di dalam PPK berdampak negatif ke kinerja IHSG secara umum. Sebab, rata-rata emiten yang ada dalam PPK adalah emiten dengan kapitalisasi pasar yang kecil.

“Namun, masuknya BREN ke PPK membuat anomali di pasar. Apalagi, BREN batal masuk indeks FTSE, sehingga semakin memberikan tekanan negatif ke IHSG,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell batal memasukkan BREN dalam FTSE Global Equity Index. Pembatalan ini mempertimbangkan masuknya BREN ke dalam PPK yang menerapkan mekanisme perdagangan secara FCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati