JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terus bergerak negatif tanpa adanya pembalikan arah. Duet sentimen negatif yaitu devaluasi mata uang yuan dan terkaparnya nilai tukar mata uang garuda mendominasi faktor pelemahan IHSG. Selama sepekan IHSG tergerus 5,44%. Adapun pada penutupan perdagangan Jumat (21/8) IHSG terkoreksi 2,39% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 4.335,95, yang merupakan level terendah sejak Januari 2014.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, menilai pengaruh sentimen negatif eksternal salah satunya devaluasi mata uang yuan kembali menekan IHSG secara signifikan selama sepekan. Disisi lain, bursa saham global juga tengah dilanda ketidakpastian akibat pernyataan Federal Reserve alias The Fed yang kembali ambigu soal kepastian waktu kenaikan suku bunga. “Dari dalam negeri selama sepekan belum ada berita positif, sementara nilai tukar rupiah makin terpuruk,” tambah Reza. Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities senada, terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga ke level 13.941 atau mendekati level 14.000 menambah kekhawatiran investor. Apalagi, dalam sepekan terjadi capital
outflow sebesar Rp 4,4 triliun. Lanjar menambahkan pada pekan depan sentimen dari dalam negeri berupa data data ekonomi akan absen. Sementara sentimen eksternal yang ditunggu oleh beberapa data ekonomi dari Jepang dan zona eropa. Lanjar memandang posisi IHSG sudah berada di kondisi jenuh jual namun belum tentu rebound. “Investor masih menunggu intervensi pemerintah pekan depan yang dapat mendorong rebound IHSG,” imbuhnya. Sementara menurut Reza pekan depan pergerakan IHSG akan cenderung variatif.
Peluang
rebound terbuka meski hanya sebatas teknikal dan butuh dorongan sentimen positif dari pemerintah. Mengacu hal tersebut Reza memprediksi IHSG pekan depan akan bergerak dalam rentang support 4.315 – 4.290 dan resistance 4.350 – 4.385. Kemudian, Lanjar memprediksi sepekan kedepan IHSG berpeluang melemah dalam rentang 4.270 – 4.500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto