KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Para manajer investasi memproyeksikan IHSG masih akan bullish hingga akhir tahun. 

Kamis (11/11), IHSG  menguat 0,12% ke 6.691,34. Level tersebut merupakan rekor all time high (ATH) atau tertinggi sepanjang masa di sejak Februari 2018 yang berada di  6.689. Bahkan, IHSG sempat mencapai level 6.704.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra memproyeksikan tren bullish masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Secara historical kinerja IHSG di Desember juga hampir selalu positif. 

Sentimen yang mendukung penguatan IHSG adalah ekonomi yang berangsur pulih. Selain itu, percepatan vaksin dan juga tingkat penyebaran Covid-19 yang melandai mendorong pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat. 

Di samping itu, tingkat inflasi di Indonesia juga masih relatif terkendali. Harga komoditas yang sedang naik juga cukup membantu neraca perdagangan Indonesia surplus. 

Namun, Guntur mengatakan katalis negatif yang perlu diwaspadai investor adalah teknis pelaksanaan tapering off yang memang sudah ditunggu pelaku pasar dan potensi kenaikan suku bunga The Fed di awal tahun depan. 

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (12/11), saham-saham ini bisa dilirik

Guntur memproyeksikan IHSG masih berpotensi tembus di level 6.800 sampai akhir tahun ini. 

Kompak, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai wajar IHSG saat ini menembus 6.700. 

Jika ada sentimen positif lagi maka ia memperkirakan tahun depan, IHSG akan bergerak di kisaran 7.400-7.600.

Sementara, Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menargetkan IHSG di akhir tahun dalam rentang 6.700-6.900. 

Namun, untuk IHSG naik ke 6.900 butuh katalis positif yang lebih besar agar saham LQ45 dan saham teknologi kompak mendongkrak kinerja IHSG. 

Sementara, kenaikan IHSG saat ini masih hanya didorong oleh sektor teknologi dan kinerja saham LQ45 masih flat. 

Selanjutnya: IHSG sentuh all time high, simak rekomendasi analis berikut ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi