IHSG Cetak Sejumlah Rekor, Investor Menanti Kehadiran Presiden di Pembukaan BEI 2026



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2025. Hingga penutupan perdagangan Selasa (30/12/2025), IHSG menguat 22,13% secara year to date (ytd) dan bertengger di level 8.646,93.

IHSG mampu mencetak rekor All Time High (ATH) sebanyak 24 kali sepanjang tahun 2025, meski sempat tertekan di paruh pertama tahun 2025.

Setelah mencatatkan sejumlah rekor, kini pelaku pasar menantikan kehadiran Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam acara pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2026.


Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan bahwa kehadiran pejabat negara dalam seremoni pembukaan perdagangan memiliki makna simbolik.

Menurutnya, secara langsung kehadiran Presiden atau pejabat tinggi negara bukan faktor utama penentu pergerakan IHSG, namun dapat mencerminkan dukungan dan perhatian pemerintah terhadap pasar modal.

Baca Juga: IHSG Tahun 2026: Prospek Positif Meski Likuiditas Tipis dan Pergerakan Terbatas

"Kehadiran Presiden itu menunjukkan concern pemerintah terhadap industri keuangan, terutama pasar modal, meskipun memang arah pasar tetap lebih ditentukan oleh fundamental ekonomi, valuasi saham, serta sentimen global dan domestik," kata Hans dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).

Pelaku pasar menantikan sinyal kebijakan serta arah dukungan pemerintah terhadap pengembangan pasar modal ke depan, termasuk kejelasan peran pasar modal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto pada pembukaan perdagangan tahun 2026 pun dinilai dapat menjadi sinyal penting bagi pelaku pasar dalam menjaga momentum positif pasar modal Indonesia di tahun mendatang.

Di samping itu, Hans menilai penguatan IHSG sepanjang 2025 tidak terjadi secara instan dan bukan sekadar fenomena sesaat. Menurutnya, pasar sempat menghadapi tekanan cukup dalam pada awal tahun, termasuk koreksi tajam yang dipengaruhi oleh sentimen global.

"Awal tahun indeks berada di kisaran 7.100. Pasar sempat melemah dan bahkan mengalami trading halt pada Maret, dipicu oleh dinamika global dan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, persepsi investor terhadap risiko global dan domestik dinilai membaik. Ketidakpastian eksternal tidak lagi dipandang seburuk sebelumnya, sementara pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar turut menopang penguatan indeks.

Di sisi lain, sentimen domestik juga didukung oleh optimisme terhadap perbaikan kebijakan dan komunikasi ekonomi.

Baca Juga: Dari Krisis ke Rekor: IHSG Raih 24 All Time High di Tahun 2025

"Pasar cenderung lebih tenang ketika ada pengakuan bahwa ekonomi menghadapi tantangan dan perlu diperbaiki. Ini memberikan ruang bagi investor untuk melihat peluang jangka menengah dan panjang," jelasnya.

Diketahui, penguatan IHSG juga sejalan dengan pertumbuhan basis investor pasar modal. Berdasarkan data BEI, per 29 Desember 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 20,32 juta, dengan jumlah investor saham menembus 8,59 juta. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 16.000 triliun atau setara sekitar 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Likuiditas transaksi pun mencetak rekor baru, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 18,06 triliun. Data ini menunjukkan semakin besarnya peran pasar modal dalam perekonomian nasional, baik sebagai sarana investasi masyarakat maupun sumber pendanaan bagi dunia usaha.

Selanjutnya: Fokus Keselamatan Kerja, AMMAN Tutup Tahun 2025 Dengan Capaian Zero Fatality

Menarik Dibaca: Makin Ngacir, Canton Memimpin Kripto Top Gainers 24 Jam Terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News