KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Barisan saham lapis kedua dan lapis ketiga kembali unjuk gigi saat saham blue chip di lapis pertama melandai. Sejalan dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah dalam empat perdagangan beruntun. Mengawali pekan ini, IHSG merosot 0,15% ke posisi 7.283,82 pada Senin (26/2). Situasi ini seiring arus dana investor asing yang mulai berbalik melakukan aksi jual bersih (net sell). Pada perdagangan Senin, terjadi net sell sebesar Rp 846,23 miliar. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengamati pelemahan IHSG dalam beberapa hari terakhir terseret aksi profit taking pada saham blue chip, terutama saham perbankan yang sebelumnya sudah naik cukup signifikan. Meski begitu, Daniel melihat kondisi ini masih merupakan koreksi wajar.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Selasa (27/2) Analis Stocknow.id Emil Fajrizki juga mengatakan, situasi saat ini masih bersifat koreksi wajar dengan indikasi terjadi jenuh beli pada saham blue chip. "Kenaikan saham big caps seperti perbankan sudah signifikan dari awal tahun 2024, sehingga wajar jika ada pelaku pasar yang melakukan aksi profit taking," kata Emil kepada Kontan.co.id, Senin (26/2). Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menimpali, secara teknikal koreksi IHSG juga menjadi bagian dalam pengujian support di level 7.300. William memprediksi uji support tersebut akan berlangsung hingga pergantian bulan di akhir pekan ini. Selain itu, penurunan IHSG sebagai bentuk konsolidasi lantaran pasar relatif sedang minim sentimen. Dalam situasi ini, William menilai saham lapis kedua dan lapis ketiga bisa menjadi alternatif menarik. Secara khusus, William menyoroti gerak menanjak sejumlah saham terafiliasi Grup Bakrie sebagai sinyal bangkitnya saham lapis ketiga. "Saham lapis kedua dan ketiga memang menjadi alternatif saat big caps koreksi. Sudah sering terjadi juga dimana saham lapis ketiga naik itu ada di satu grup, yang seolah memberikan sinyal awal, salah satunya dari Grup Bakrie" terang William. Daniel menambahkan, lompatan pada saham lapis kedua dan lapis ketiga terjadi setelah momentum naik saham blue chip. Apalagi, investor cenderung dalam posisi wait and see menanti katalis penggerak pasar berikutnya, seperti lanjutan musim rilis laporan keuangan serta pengumuman pembagian dividen.
Tetap Selektif
Sementara itu, Emil menyoroti momentum Ramadan bakal membawa katalis penting yang bisa mendongkrak sejumlah saham pada kategori lapis kedua. Secara historis, pasar juga merespons positif dengan kecenderungan penguatan IHSG pada awal bulan Ramadan. Hanya saja, Emil mengingatkan perlu strategi yang cermat dalam mengoleksi saham-saham kategori ini. "Untuk saham second liner lebih ke trading swing saja karena tingkat volatilitasnya yang cukup tinggi," ungkap Emil.
Baca Juga: Rekomendasi Saham MYOR, PGEO, ANTM, dan ITMG dari RHB Sekuritas, Senin (26/2) Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas sepakat, harus tetap selektif dalam memilah saham lapis kedua dan lapis ketiga. Dengan estimasi koreksi IHSG yang sifatnya hanya sementara, saham lapis pertama sebenarnya masih layak menjadi prioritas, dengan mencermati saham blue chip yang penurunannya sudah terbatas. Namun sebagai alternatif, bisa melirik saham-saham lapis kedua dan ketiga dengan tetap mencermati faktor fundamental, prospek bisnis, valuasi serta sinyal teknikalnya. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan saham di indeks SMC Liquid seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA).
Saham lain yang bisa dicermati adalah PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN) dan PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (
HUMI). Sementara Emil menjagokan emiten ritel, sekaligus sebagai persiapan menyambut Ramadan. Saham pilihannya adalah ERAA dengan target harga Rp 555 dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES) untuk target harga di Rp 950. Daniel merekomendasikan
JPFA, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN), PT Ulima Nitra Tbk (
UNIQ) dan PT Kian Santang Muliatama Tbk (
RGAS). Target harga masing-masing ada di level Rp 1.250, Rp 1.600, Rp 320 dan Rp 150. Sedangkan William menyematkan rekomendasi buy untuk saham
UNIQ,
JPFA, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (
VKTR), PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (
SMLE), PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA), PT Superkrane Mitra Utama Tbk (
SKRN) dan PT Pulau Subur Tbk (
PTPS). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi