JAKARTA. Meski dibuka di zona positif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berakhir di zona merah pada sesi I hari ini (28/4). Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,12% menjadi 4.839,60. Ada 122 saham yang menyeret indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 143 saham dan 85 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 4,365 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,270 triliun.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih
(net sell), baik di seluruh pasar maupun pasar reguler, dengan nilai masing-masing Rp 230,5 miliar dan Rp 152,8 miliar. Secara sektoral, ada empat sektor yang tertekan. Mereka adalah sektor infrastruktur yang turun 1,62%, sektor industri lain-lain turun 1,06%, dan sektor agrikultur turun 0,5%. Tiga saham yang berada di posisi
top losers indeks LQ 45 antara lain: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 3,39% menjadi Rp 7.125, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) turun 2,91% menjadi Rp 2.665, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 2,45% menjadi Rp 1.590. Sedangkan di jajaran
top gainers indeks LQ 45 dihuni oleh: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 3,02% menjadi Rp 1.195, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 2,39% menjadi Rp 2.360, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 2,38% menjadi Rp 2.370. Berbalik arah Kondisi serupa juga terjadi di bursa Asia. Pada pukul 13.15 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific berbalik arah dengan penurunan 0,1%. Penurunan terdalam dialami indeks Topix Jepang sebesar 2%. Pemicunya adalah penguatan yen yang siang ini mencapai 1,9% menjadi 109,35 per dollar AS. Yen perkasa setelah Bank of Japan (BOJ) mengambil keputusan yang mengejutkan pada Senin (28/4). Pada pertemuan hari ini, BOJ memutuskan untuk tidak menambah stimulus seperti yang diramal pelaku pasar.
Dalam pernyataan resminya, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan mereka butuh beberapa waktu untuk mengevaluasi dampak dari kebijakan suku bunga negatif yang sudah diterapkan sebelumnya. Tak pelak, market terkejut. Sebab, mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memproyeksikan adanya sejumlah aksi dari bank sentral sebagai respon dari penguatan yen beberapa waktu terakhir. Seperti yang diketahui, penguatan yen akan berdampak buruk bagi Jepang yang mengandalkan ekspor. Sebelumnya, BOJ optimistis, penerapan suku bunga negatif yang diterapkan sejak Januari lalu akan mengerek pengucuran kredit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie