KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa indeks di bursa Asia kompak menghijau pekan ini. Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,85% dalam sepekan. Indeks Singapura, yakni Strait Times juga menguat 0,61% dalam sepekan, meski pada penutupan Jumat (18/9) melemah 0,12% ke level 2.497,170. Ada pula Indeks Shanghai Composite Index (SSEC) yang sepanjang pekan lalu menguat 1,81%. Meski demikian, sejumlah indeks Asia lainnya ada yang melemah sepanjang pekan lalu. Namun, pelemahan ini juga relatif tidak terlalu besar. Indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,75% dalam sepekan dan Indeks Nikkei Jepang telah terkoreksi 0,84% pekan ini.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, minimnya koreksi yang menimpa bursa saham Asia pekan ini disebabkan oleh data-data perekonomian yang menunjukkan perbaikan menjelang penutupan kuartal ketiga dibandingkan dengan kuartal kedua 2020.
Baca Juga: Bursa Asia bergerak mixed cenderung turun jelang akhir pekan Adapun pada kuartal kedua, kondisi perekonomian terdampak hebat dengan adanya pembatasan aktivitas bisnis akibat pandemi. Sejumlah data ekonomi negara Asia menunjukkan perbaikan. Dari China, Biro Statistik Nasional melaporkan penjualan ritel naik 0,5% pada Agustus 2020. Pulihnya perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut juga terindikasi dari naiknya Purchasing Managers’ Index (PMI) Caixin Markit China pada bulan Agustus 2020 berada di angka 53,1, naik tipis dibanding periode Juli yang berada di level 52,8. Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada periode Agustus 2020 mengalami surplus US$ 2,33 miliar, dengan nilai ekspor US$ 13,16 miliar dan impor US$ 10,74 miliar . “Selain itu berbagai strategi stimulus yang sudah diterapkan oleh berbagai negara juga mulai berdampak pada sektor riil selain di sektor industri keuangan,” ujar Aria saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (20/9). Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menilai menguatnya IHSG pekan ini lebih disebabkan akibat penurunan cukup dalam yang terjadi pada minggu sebelumnya pasca pengumuman pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Sehingga, terjadi
rebound pekan ini apalagi pasar melihat juga detail PSBB yang tidak seketat PSBB awal,” terang Zamzami, Minggu (20/9). Menghijaunya IHSG dan sejumlah indeks di Asia juga didorong berita AstraZeneca yang melanjutkan uji coba vaksinnya setelah sempat berhenti. Bursa saham juga terdorong komentar CEO Pfizer bahwa vaksin akan siap tersedia di Amerika Serikat pada akhir tahun. Zamzami menilai, tidak bannyak sentimen dari dalam negeri yang akan menyetir IHSG ke depan. Kemungkinan, investor akan tetap memantau angka kasus Covid-19 yang kembali pecah rekor pada Sabtu (19/9) yang mencapai 4.69 kasus baru harian. Adapun sentimen eksternal yang mesti dicermati pekan depan meliputi pengumuman suku bunga loan prime rate China, data inventory minyak yang dirilis Energy Information Administration (EIA), diskusi stimulus fiskal AS, hingga tunjangan pengangguran AS. Zamzami memprediksi IHSG akan menguat terbatas pekan depan di rentang 5.002 - 5.109.
Baca Juga: Mayoritas bursa Asia melemah, pasar saham menunggu pernyataan Bank of Japan Sementara Aria menilai, harapan akan adanya vaksin dalam waktu dekat menjadi salah satu faktor penting yang akan mentukan arah bursa Asia. Vaksin ini, lanjut Aria, juga akan membebaskan ruang gerak para pelaku bisnis serta masyarakat pada umumnya, sehingga kegiatan dapat kembali seperti semula dan bisnis di semua bidang berangsur pulih. “Tentunya data perekonomian selalu mempengaruhi dan menjadi sentimen IHSG dan Bursa Asia. Sebagaimana kondisi pertumbuhan di emerging market masih diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan di negara maju,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi