JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendapat angin segar dari bursa regional dan global. Pada penutupan sore ini (26/1), indeks mencatatkan kenaikan 0,45% menjadi 5.317,633. Jumlah saham yang naik mencapai 161 saham. Sementara, ada 142 saham yang tertekan dan 113 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 22,252 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,352 triliun.
Sementara itu, kenaikan indeks disokong oleh lompatan sembilan sektor. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor industri dasar naik 1,04%, sektor infrastruktur naik 0,95%, dan sektor keuangan naik 0,65%. Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi
top gainers di antaranya: PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 5,22% menjadi Rp 2.420, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 3,32% menjadi Rp 15.575, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 3,27% menjadi Rp 2.840. Sedangkan di posisi
top losers indeks LQ 45 terdapat saham-saham: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 3,97% menjadi Rp 1.210, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) turun 3,2% menjadi Rp 242, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 1,59% menjadi Rp 10.800. Kenaikan IHSG sore ini juga disokong oleh aksi beli investor asing. Asal tahu saja, investor asing membukukan pembelian bersih
(net buy) dengan nilai Rp 229,1 miliar di seluruh market dan Rp 131,7 miliar di pasar reguler. Bursa Asia menghijau Bursa Asia juga menghijau. Berdasarkan data
CNBC, pada pukul 12.45 waktu Singapura, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,58%, melanjutkan reli Rabu kemarin yang melonjak sebesar 1,43%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,67%. Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,33%.
Pasar saham China juga mencatatkan kenaikan pada hari ini. Indeks Shanghai Composite, misalnya, naik 0,13%. Sedangkan indeks Shenzen Composite naik 0,435%. Di sisi lain, pasar saham Australia, India, Taiwan, dan Vietnam ditutup karena libur nasional. "Dalam beberapa bulan terakhir, kita melihat adanya korelasi kuat antara dollar AS, yield AS, dan pasar saham AS. Namun, pada hari ini, seiring indeks Dow Jones yang menembus posisi 2.000 untuk kali pertama, the greenback babak belur," papar Kathy Lien, managing director FX strategy BK Asset Management. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie