IHSG dibayangi profit taking



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (20/2), menembus puncak tertinggi di level 5.400,1. Selama sepekan terakhir, indeks saham menguat 0,48%.

Analis Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG menguat di tengah pelemahan rupiah. "Hal itu karena ada dukungan dari transaksi asing yang kembali net buy," papar dia.

Akhir pekan lalu, asing mencetak net buy Rp 886,12 miliar. Pasar saham Asia, yang tecermin dalam indeks MSCI Asia Pasifik, juga menanjak. Pada akhir pekan lalu, indeks ini menguat 0,23% ke 145,05. Dalam sepekan, pasar saham Asia telah meningkat 1,49%.


Analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki Yamani memprediksi, laju IHSG pada hari ini (23/2) dipengaruhi kebangkitan harga minyak di pasar internasional. Dari sisi teknikal, ia melihat, indikator RSI melemah, meski MACD dan stochastic naik.

Di sisi lain, penguatan harga pada akhir pekan lalu diikuti penurunan volume. Yaki memprediksi, IHSG pada awal pekan ini bergerak melemah di kisaran 5.380-5.425. Reza juga menerka, indeks saham cenderung melemah dan diwarnai aksi profit taking di rentang 5.368 hingga 5.415.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa