IHSG dibuka volatil di akhir pekan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar di awal pekan (23/9). Mengutip data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks tercatat turun tipis 0,019% menjadi 5.379,24. Padahal sebelumnya, indeks sempat mendaki ke posisi 5.385,61. Dan posisi terendah indeks pagi ini di level 5.371,223.

Ada 71 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik mencapai 89 saham dan 85 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 404,005 juta saham dengan nilai transaksi Rp 693,992 miliar.


Asing terlihat melepas saham-saham Indonesia. Nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini, baik di seluruh market maupun pasar reguler, masing-masing sebesar Rp 4,3 miliar.

Sedangkan secara sektoral, ada enam sektor yang melaju. Empat sektor lainnya tampak tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terbesar yakni: sektor industri dasar turun 1,28%, sektor infrastruktur turun 0,62%, dan sektor konstruksi turun 0,37%.

Saham-saham top losers indeks LQ 45 pagi ini di antaranya: PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 3,65% menjadi Rp 2.640, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,79% menjadi Rp 5.475, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 2,02% menjadi Rp 1.700.

Sementara, saham-saham yang bertengger di posisi top gainers indeks LQ 45 yakni: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 4,46% menjadi Rp 3.510, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,38% menjadi Rp 1.225, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 1,98% menjadi Rp 10.300,

Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim memprediksi, IHSG masih berkemungkinan untuk naik seiring memudarnya tingkat ketidakpastian terkait dengan keputusan moneter BoJ dan Fed.

"Namun, kenaikan IHSG akan tetap terbatas karena investor asing tetap konservatif pada saham-saham Indonesian. Hal ini disebabkan kurangnya katalis segar," jelasnya dalam riset yang diterima KONTAN hari ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie