KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) turun hingga tutup pasar hari Kamis (6/4), IHSG melemah 0,38% atau 26,91 poin ke 6.792,76 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG telah memperlihatkan tanda-tanda penguatan didukung oleh dorongan aksi beli di BEI. Namun, situasi dan kondisi akan ketidakpastian masih menghantui pelaku pasar dan investor dalam mengambil keputusan, meskipun setidaknya sekarang situasi dan kondisi sudah jauh lebih baik.
Nico menjelaskan jika fundamental ekonomi menguat dan solid dalam menghadapi tekanan ketidakpastian global pasar saham akan menguat jika terdapat capital inflow yang masuk dalam jumlah besar.
Baca Juga: IHSG Bergerak Sideways, Cermati Penyebabnya Adapun, saat ini IHSG berpeluang mengalami fase konsolidasi kembali dengan rentang 6.795 - 6.875. Nico mengatakan pasar saham Indonesia pernah mengalami situasi dan kondisi yang sama sebelumnya dimana IHSG mengalami konsolidasi sehingga harus memutuskan untuk naik atau turun. Saat ini secara jangka pendek IHSG berpotensi mengalami koreksi, namun jangka menengah dan panjang masih terlihat potensi mengalami penguatan. Di sisi lain, IHSG pekan depan berpotensi untuk kembali terkoreksi dengan level 6.750 - 6.825. Namun apabila data Inflasi Amerika yang keluar pada tanggal 12 April mengalami penurunan hingga 5%, ini akan mendorong IHSG dan bursa global mengalami penguatan. "Data ini akan menjadi sangat penting diikuti dengan data PPI Final Demand yang akan keluar pada tanggal 13 April akan mengubah arus pasar kedepannya," tuturnya kepada Kontan.co.id, Minggu (9/4). Nico mengatakan ketika Inflasi Amerika mengalami penurunan hingga 5% secara tahunan, hal ini akan membuat kenaikkan tingkat suku bunga menjadi jauh lebih terbatas, sehingga hal ini akan memberikan sentimen positif kepada pasar.
Baca Juga: IHSG Masih Berpotensi Mengalami Fluktuasi, Simak Rekomendasi Analis Menurut Nico, semester 1 2023 IHSG masih mencoba untuk bergerak ke rentang resistance tertinggi sejak awal tahun yaitu 6.950. Untuk mengalami penguatan lebih lanjut harus melewati level psikologis di area 7.000. Menurut Nico IHSG masih berpotensi menguat, asalkan tidak ditambah dengan gejolak di pasar keuangan seperti kasus SVB, ketidakpastian Inflasi, invasi, kenaikkan tingkat suku bunga hingga potensi perlambatan ekonomi global. Nico mengatakan sejauh ini ketidakpastian di pasar masih tetap ada seperti Inflasi, invasi, potensi kenaikkan tingkat suku bunga lanjutan, dan perlambatan ekonomi global masih terjadi.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Melemah pada Perdagangan Senin (10/4), Cermati Pemicunya Namun gejolak di pasar sudah mulai mereda, akan tetapi perhatian pasar akan sepenuhnya tertuju kepada Credit Suisse yang masih mengalami masalah likuiditas. Nico mengatakan investor harus tetap berhati-hati dalam kondisi saat ini, perhatikan profile risiko dan durasi investasi serta pilih saham sahan yang memiliki fundamental baik agar dapat bertahan dalam menghadapi volatilitas yang terjadi di pasar serta memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli