JAKARTA. Terdapat dua indikator yang menunjukkan tren positif untuk perdagangan saham IHSG pada pekan depan. Achmad Yaki analis BCA Sekuriti melihat pola hammer candle semakin menguat dan terlihat dari perdagangan Jumat (14/7) lalu yang sempat ditarik koreksi sebanyak 25 poin, namun tutup dengan cukup kuat walaupun dengan posisi asing yang masih melakukan penjualan asing cukup besar. Perdagangan akhir pekan lalu memang didominasi aksi jual pemodal asing. Di mana penjualan bersih asing tercatat mencapai Rp 975,52 miliar dengan Pasar Reguler yang hanya Rp 3,4 triliun. Tak hanya itu, IHSG pekan itu sempat terlihat cenderung di zona merah dengan pembukaan di 5.827,54 sebelum tutup di zona hijau 5.831,79 dengan kenaikan tipis 0.03%. Selain itu, dari sisi global Achmad menambahkan penguatan mata rupiah terhadap dollar AS yang tercatat di menjadi sentimen tambahan. Bloomberg mencatat rupiah mengalami penguatan 0,07% menjadi Rp 13.339 per dollar. Laporan ritel dan PDB China juga menjadi faktor yang diantisipasi investor. "Ada banyak katalis yang dapat membuat IHSG fluktuatif namun cenderung bullish," kata Achmad, akhir pekan. Sementara itu, analis First Asia Capital David Sutyanto melihat harga minyak mentah yang berhasil rebound pekan lalu menyusul rendahnya kekhawatiran over supply dan pelemahan dollar AS turut menopang penguatan kembali harga saham terutama di sektor energi. "Harga minyak mentah akhir pekan lalu naik 1% di USD46,54/barel dan sepekan menguat 5% setelah pekan sebelumnya koreksi 4,3%," jelas David. Tak hanya itu, inflasi Juni yang bergerak lamban di AS, indeks CPI Juni 0% di bawah ekspektasi naik 0,1% (mom), membuat dolar kembali merosot dan yield obligasi AS 10 yr turun 0,7% akhir pekan lalu di 2,33%. Kondisi ini ikut memicu rebound di sejumlah harga komoditas seperti energi dan logam. David memperkirakan IHSG bergerak dengan support di 5.810 dan resistant di 5.870 berpeluang menguat. Achmad juga memprediksi penguatan bullish dengan kisaran 5.792-5.866. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
IHSG diprediksi akan fluktuatif cenderung bullish
JAKARTA. Terdapat dua indikator yang menunjukkan tren positif untuk perdagangan saham IHSG pada pekan depan. Achmad Yaki analis BCA Sekuriti melihat pola hammer candle semakin menguat dan terlihat dari perdagangan Jumat (14/7) lalu yang sempat ditarik koreksi sebanyak 25 poin, namun tutup dengan cukup kuat walaupun dengan posisi asing yang masih melakukan penjualan asing cukup besar. Perdagangan akhir pekan lalu memang didominasi aksi jual pemodal asing. Di mana penjualan bersih asing tercatat mencapai Rp 975,52 miliar dengan Pasar Reguler yang hanya Rp 3,4 triliun. Tak hanya itu, IHSG pekan itu sempat terlihat cenderung di zona merah dengan pembukaan di 5.827,54 sebelum tutup di zona hijau 5.831,79 dengan kenaikan tipis 0.03%. Selain itu, dari sisi global Achmad menambahkan penguatan mata rupiah terhadap dollar AS yang tercatat di menjadi sentimen tambahan. Bloomberg mencatat rupiah mengalami penguatan 0,07% menjadi Rp 13.339 per dollar. Laporan ritel dan PDB China juga menjadi faktor yang diantisipasi investor. "Ada banyak katalis yang dapat membuat IHSG fluktuatif namun cenderung bullish," kata Achmad, akhir pekan. Sementara itu, analis First Asia Capital David Sutyanto melihat harga minyak mentah yang berhasil rebound pekan lalu menyusul rendahnya kekhawatiran over supply dan pelemahan dollar AS turut menopang penguatan kembali harga saham terutama di sektor energi. "Harga minyak mentah akhir pekan lalu naik 1% di USD46,54/barel dan sepekan menguat 5% setelah pekan sebelumnya koreksi 4,3%," jelas David. Tak hanya itu, inflasi Juni yang bergerak lamban di AS, indeks CPI Juni 0% di bawah ekspektasi naik 0,1% (mom), membuat dolar kembali merosot dan yield obligasi AS 10 yr turun 0,7% akhir pekan lalu di 2,33%. Kondisi ini ikut memicu rebound di sejumlah harga komoditas seperti energi dan logam. David memperkirakan IHSG bergerak dengan support di 5.810 dan resistant di 5.870 berpeluang menguat. Achmad juga memprediksi penguatan bullish dengan kisaran 5.792-5.866. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News