KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diproyeksikan akan menguat pada Februari tahun 2023 dan menembus di atas level 7.000. Prediksi tersebut seiring dengan potensi resesi yang mereda. CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan sejak awal tahun hingga 27 Januari 2023, IHSG hanya mencetak
return 0,71% ke 6.898,98. Penguatan IHSG ditopang oleh sektor transportasi & logistik, teknologi, barang baku, barang konsumen non-primer, dan keuangan. Adapun sektor transportasi dan teknologi mencetak
return tertinggi di atas 7% di periode yang sama. Ditambah arus dana investor asing di pasar reguler tercatat
net sell sebanyak Rp 2,99 triliun sejak awal tahun.
Menurut Praska pada bulan Febuari IHSG diperkirakan mengalami
technical rebound dengan target kembali menembus di atas level 7.000.
Baca Juga: Prospek Batubara Masih Kuat, Ini Saham-Saham yang Bisa Dicermati Di sisi lain, sentimen penopang berasal dari kekhawatiran investor atas potensi resesi yang mereda setelah pertumbuhan ekonomi AS hanya mengalami
soft-landing di tengah era kenaikan suku bunga. "Laju inflasi tahunan di sejumlah negara, seperti AS hingga Indonesia berpeluang melandai di 2023 sejalan dengan pengetatan suku bunga, dan menanti rilis kinerja emiten sepanjang 2022 yang mayoritas diperkirakan masih melanjutkan pemulihan dari tahun 2021," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (29/1). Pergerakan IHSG pada bulan Februari masih akan dibayangi oleh beberapa faktor seperti berlanjutnya era kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed yang bisa diikuti oleh
emerging markets, seperti Indonesia.
Baca Juga: IHSG Menguat 1,16% Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan Meskipun demikian, laju kenaikan suku bunga diperkirakan mulai melandai karena laju inflasi tampak mulai mereda. Ditambah, isu perlambatan ekonomi sebagai efek kebijakan moneter ketat juga masih dicermati oleh investor meskipun hasil kuartal keempat 2022 dari AS tidak seburuk yang diperkirakan. "Efek jelang tahun pemilu akan lebih terasa di semester kedua 2023 yang membuat investor lebih bersikap
wait and see," ujar dia. Sehingga Praska memproyeksikan IHSG sepanjang Februari 2023 bergera di rentang 6.960-7.200. Sementara di kuartal pertama 2023 IHSG diperkirakan menyentuh level 7.300. Hingga akhir tahun 2023, puncak IHSG diproyeksi berada di kisaran 7.300-7.500 meskipun tren sepanjang semester pertama 2023 masih rawan fluktuasi.
Baca Juga: Membidik Peruntungan Saham IPO di 2023, Simak Strateginya! Menurut Praska Investor sebaiknya
wait and see. Investor bisa berorientasi investasi jangka pendek hingga menengah sepanjang semester pertama 2023 untuk meminimalkan risiko turbulensi di pasar saham jika rilis data makroekonomi dan kinerja emiten menunjukkan perlambatan. Sementara di semester kedua 2023, investor baru bisa berorientasi jangka menengah hingga panjang karena optimisme memasuki tahun pemilu. Selain itu, laju inflasi diperkirakan sudah semakin turun mendekati normal. Praska menyebut, investor dapat mencermati beberapa saham di sektor pertambangan migas, logam (nikel, timah), barang konsumsi orimer, infrastruktur telekomunikasi, perdagangan ritel, media, konstruksi, dan perindustrian. "Seperti saham-saham dengan rekomendasi beli yaitu
ASII,
BBRI,
BBCA,
PGAS,
UNTR,
MNCN,
SCMA,
ANTM,
MDKA,
TLKM,
EXCL,
ACES, dan
AKRA," ujar Praska.
Baca Juga: Sejumlah Sentimen Positif Ini Topang Kenaikan IHSG Selama Sepekan Sementara, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei cukup optimis pergerakan IHSG di bulan Februari 2023 dan kuartal pertama 2023 akan dapat bertahan di level 7.000. IHSG akan ditopang oleh penghentian PPKM di kuartal keempat 2022 akan berdampak positif pada berbagai sektor bisnis. Jono mengatakan pergerakan IHSG dalam waktu dekat masih akan dibayangi oleh
rebalancing LQ45, data inflasi terbaru dan rilis laporan keuangan emiten tahun 2022. Di sisi lain, dalam kondisi yang ada Investor harus memperhatikan emiten yang memiliki neraca keuangan sehat dan potensi pertumbuhan tinggi dan valuasi belum terlalu mahal.
Baca Juga: BI: Arus Modal Asing Masuk Rp 4,42 Triliun di Pekan Keempat Januari 2022 "Di tahun ini saham terkait
consumer dan ritel dapat menarik diperhatikan, seperti
MAPI dengan target di Rp 1.500," kata Jono.
Sedangkan, Analis Sinarmas Sekuritas Mayang Anggita menyampaikan para investor sebaiknya tetap waspada dan disiplin dalam penerapan
money management. "Jangan lupa pasang
trailing stop demi mengamankan profit," kata Mayang. Menurut mayang IHSG sedang menghadapi uji
resistance, para investor bisa melirik saham
second liner dan
third liner yang masih berada di sekitar area
support. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati