KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) melemah 0,5% di pekan lalu. Penurunan terdalam dialami sektor teknologi sebesar 7,6% dan disusul sektor properti di pekan lalu. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menilai pelemahan sektor teknologi terimbas bursa global yang sektor teknologinya juga melemah. Kemudian sektor properti dan real estate ada
profit taking karena beberapa minggu lalu sempat menguat. Ia menjelaskan, secara umum saham-saham minggu lalu ditopang rilis PDB Indonesia dan cadangan devisa.
Pada kuartal IV 2022, PDB Indonesia tumbuh 5,01% yoy dengan pertumbuhan tertinggi sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makanan-minuman yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan kunjungan wisatawan mancanegara.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat ke 6.886,4 di Pagi Ini (13/2), Sektor Energi Terbang "Secara tahunan PDB Indonesia tumbuh 5,31% yang tertopang pengeluaran dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93% yoy dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar 2,61%. Sementara itu, industri pengolahan juga tumbuh 4,89% yoy sehingga menjadi sumber pertumbuhan terbesar berdasarkan lapangan usahanya," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (13/2). Selanjutnya sentimen positif pekan lalu yakni cadangan devisa Januari sebesar US$139,4 miliar yang naik dari sebelumnya di Desember US$137,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa setara dengan 6,1 bulan impor. Untuk pekan ini, Rifqi IHSG akan berbalik arah menguat. Ini didorong sejumlah sentimen penopangnya yakni neraca perdagangan, BI Rate dan inflasi AS. Ia menjelaskan pada Desember lalu neraca perdagangan tercatat surplus US$3,89 miliar dan pada Januari konsensus memperkirakan akan kembali surplus US$ 3,26 miliar. Sementara itu, BI rate yang pada Januari lalu sudah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5,75%, pada pertemuan Februari ini konsensus memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunganya. Terkait sentimen positif inflasi AS yang akan diumumkan pada 14 Februari waktu AS, sejauh ini konsensus pasar terkait inflasi akan turun lagi ke 6,2% dari sebelumnya 6,5%. "Inflasi AS menjadi salah satu data yang dinanti investor untuk memperkirakan arah kebijakan The Fed," kata dia.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham yang Bisa Dilirik untuk Hari Ini (13/2) Terdongkrak optimisme potensi penguatan IHSG minggu ini, ia pun merekomendasikan beli untuk trading hingga 17 Februari 2023 mendatang pada saham-saham sektor keuangan dengan saham
BBRI (
Support: Rp 4.780,
Resistance: Rp 4.980),
BBCA (
Support: Rp 8.650,
Resistance: Rp 9.050),
BMRI (
Support: Rp 10.150,
Resistance: Rp 10.650),
BBNI (
Support: Rp 9.400,
Resistance: Rp 9.800).
Lalu ada saham
RALS (
Support: Rp 680,
Resistance: Rp 720). Kemudian sektor dasar dengan saham-sahamnya
SMGR (
Support: Rp 7.500,
Resistance: Rp 8.125),
INTP (
Support: Rp 11.225,
Resistance: Rp 12.000) dan
MDKA (
Support: RP 4.600,
Resistance: Rp 4.860).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari