KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup melemah 0,43% atau 29,761 poin ke level 6.915,72 pada Jumat (28/4). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan IHSG pada Selasa, (2/5) rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji
resistance di 6.971 dan
support di 6.833. Menurut Herditya pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi dari sentimen global. Investor masih mencermati dan cenderung
wait and see akan FOMC Meeting The Fed yang digelar 2-3 Mei.
"Sementara dari dalam negeri diperkirakan masih dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah dan
inflow asing," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Senin (1/5).
Baca Juga: Arah IHSG dan Rekomendasi Saham di Tengah Sentimen Sell in May and Go Away Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menjelaskan IHSG ditutup melemah pada perdagangan Jumat (28/4), pasca uji
resistance 6.980. Stochastic RSI sudah berada di
overbought area, didukung penyempitan
positive slope MACD. "Hal ini memicu potensi pelemahan lanjutan dan kembali uji
support area 6.880 sampai 6.900 di Selasa (2/5)," ujar Rio. Dia menambahkan, pelaku pasar masih mengantisipasi FOMC The Fed yang rampung pada 4 Mei 2023 pagi waktu Indonesia. Adapun, kinerja keuangan di kuartal I 2023 dari bank regional AS diperkirakan mendorong The Fed untuk menjaga laju kenaikan suku bunga pada 25 bps. Hal ini berpotensi memicu
rebound dari saham-saham perbankan pada pekan depan.
Baca Juga: Ini Top Gainers dan Top Losers IHSG Sepekan Terakhir April 2023 Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 pada 5 Mei 2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat jadi 4,95% pada kuartal pertama 2023. "Pasar juga akan mencermati data inflasi per April 2023 yang akan rilis terlebih dahulu (2/5). Inflasi diperkirakan turun ke 4,36% di April 2023 dari 4,97% di Maret 2023," tutur Rio. Sementara, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, ada sejumlah katalis penggerak IHSG. Dari eksternal, ada rilis data ekonomi AS, khususnya data indeks manufaktur dan jasa serta data tenaga kerja yang mencakup data ADP
employment change, non farm payrolls, dan tingkat pengangguran yang diperkirakan naik ke 3,6%. Selain itu, pasar juga menantikan keputusan bank sentral AS terkait suku bunga acuan The Fed yang diproyeksi hanya naik 25 bps ke 5,25% sejalan dengan penurunan laju inflasi serta data PDB AS kuartal pertama 2023 kemarin yang lebih rendah daripada ekspektasi.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (1/5) di Pegadaian Stagnan Praska menambahkan serta momentum rilis laporan keuangan pada kuartal I 2023 di bursa dalam negeri serta musim pembagian dividen dan terlihat sudah direspons oleh pasar sepanjang April kemarin. Praska mengatakan investor dapat mencermati saham-saham
SMDR,
PGAS,
ANTM,
INCO,
PTPP,
WIKA, dan
ABMM. Sementara Rio mengatakan investor dapat mencermati saham-saham pada Selasa (2/5) di antaranya
INCO,
MIKA,
INTP,
BRMS,
ELSA, dan
MYOR. Selanjutnya, Herditya merekomendasikan saham yang dapat dicermati seperti
BIRD dengan target harga Rp 1.830 per saham-Rp 1.905 per saham,
ADRO dengan target harga Rp 3.270 per saham-Rp 3.380 per saham, dan
HMSP dengan target harga Rp 1.050 per saham-Rp 1.085 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati