KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (6/11). IHSG menguat 0,06% ke level 5.923,93. Investor asing juga mencatatkan
net buy sebesar Rp 1,05 triliun. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pergerakan IHSG dipengaruhi membaiknya stabilitas fundamental makroekonomi domestik. "Hasil produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2018 yang tumbuh 3,09% QoQ dan secara YoY sebesar 5,17% ikut membuat rupiah menguat terhadap dollar AS, meninggalkan level 14.900," jelasnya.
Namun untuk Rabu (7/11), Nafan memprediksi indeks akan berbalik arah dan mengalami koreksi wajar. "Para pelaku pasar akan menantikan data cadangan devisa RI per Oktober 2018 yang diprediksikan turun dari USD 114,8 miliar menjadi USD 114.5 miliar," tandasnya. Sementara dari sisi teknikal, ia bilang MACD sudah berhasil menembus di area positif. Namun demikian, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan
overbought atau jenuh beli. "Di sisi lain, terlihat pola
bearish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area
support," tambahnya. Maka, Nafan memperkirakan indeks akan melemah dengan
support pertama maupun kedua memiliki kisaran pada level 5.895 hingga 5.866. Sementara itu,
resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 5.956 hingga 5.988. Ia juga menyertakan sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut. 1. ANTM, Daily (680) (RoE: 3,62%; PER: 24,04x; EPS: 28,70; PBV: 0,87x; Beta: 0,66): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan sebelumnya terlihat pola
bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 670 – 680, dengan target harga secara bertahap di level 700, 730, dan 820. Support: 660. 2. ERAA, Daily (1.605) (RoE: 18,05%; PER: 6,05x; EPS: 265,21; PBV: 1,09x; Beta: 0,7): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola
bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1.590 – 1.610, dengan target harga secara bertahap di level 1.650 dan 1.730. Support: 1.430. 3. GJTL, Daily (620) (RoE: -5,52%; PER: -7,11x; EPS: -87,16; PBV: 0,39x; Beta: 2,44): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola
bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Accumulative Buy” pada area level 610 - 620, dengan target harga secara bertahap di level 635, 645, 665, 705 dan 750. Support: 610 & 600. 4. KLBF, Daily (1.335) (RoE: 16,68%; PER: 24,79x; EPS: 51,84; PBV: 4,13x; Beta: 0,98): Fase akumulasi masih terlihat dalam rangka pembentukkan pola
uptrend. “Akumulasi Beli” pada area level 1.325 – 1.335, dengan target harga secara bertahap di level 1.350, 1.430 dan 1.510. Support: 1.315. 5. SSMS, Daily (1.300) (RoE: 19,01%; PER: 19,01x; EPS: 68,38; PBV: 2,78x; Beta: 1,44):
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola
bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1265 – 1300, dengan target harga secara bertahap di level 1.340 dan 1.375. Support: 1.265 & 1.225. 6. WEGE, Daily (224) (RoE: 18,99%; PER: 5,59x; EPS: 40,11; PBV: 1,06x; Beta: N/A): Fase akumulasi masih terlihat dalam rangka pembentukkan pola uptrend. “Accumulative Buy” pada area level 220 – 224, dengan target harga secara bertahap di level 228, 238, 252, 284 dan 314. Support: 200 & 214. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat