IHSG diprediksi melemah, simak enam saham pilihan Binaartha Sekuritas untuk esok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (3/11). Indeks menguat signifikan 1,03% ke level 6.118.

Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, analis Binaartha Sekuritas menyatakan, sentimen eksternal yang mempengaruhi IHSG pada hari ini datang dari hasil kesepakatan 90 hari gencatan senjata dalam sengketa perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China dalam KTT G20 di Argentina.

"Hal ini membuat harga komoditas, indeks global, termasuk IHSG, bahkan rupiah mendapatkan sentimen positif," jelasnya pada hari ini.


Nafan menambahkan, di domestik, terlihat bahwa hasil data-data inflasi yang di atas ekspektasi para pelaku pasar turut memberikan sentimen positif baik pada IHSG maupun rupiah.

Sementara itu untuk perdagangan Selasa (4/12), Nafan memprediksi indeks bakal berbalik arah atau kembali melemah lantaran masih terbuka peluang aksi profit taking alias ambil untung.

Dari sisi teknikal Nafan bilang, MACD berada di area positif. Namun demikian, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan overbought.

"Di sisi lain, terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support," tambahnya.

Nafan memprediksi indeks bakal melemah dengan support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6.094 hingga 6.070. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.149 hingga 6.181.

Ia juga turut menyertakan sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut:

1. BBCA

Daily (25.800) (RoE: 16,64%; PER: 25,76x; EPS: 1.011,37; PBV: 4,29x; Beta: 1,09):

Terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan harga saham. Sell on strenght pada area Rp 26.000-Rp 26.300, dengan target harga di level Rp 25.400. Resistance: Rp 27.000.

2. BRIS

Daily (535) (RoE: 3,95%; PER: 25,97x; EPS: 20,99; PBV: 1,03x; Beta: N/A):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. 

Akumulasi beli pada area level Rp 525-Rp 540, dengan target harga secara bertahap di level Rp 550, Rp 575, Rp 605 dan Rp 630. Support: Rp 520.

3. INDY

Daily (1.865) (RoE: 12,21%; PER: 4,35x; EPS: 428,68; PBV: 0,53; Beta: 2,35):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. 

Akumulasi beli pada area level Rp 1.820 –Rp 1.880, dengan target harga secara bertahap di Rp 1.930 dan Rp 1.970. Support: Rp 1.780.

4. SSMS

Daily (1.195) (RoE: 10,85%; PER: 23,72x; EPS: 50,59; PBV: 2,58x; Beta: 1,41):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. 

Akumulasi beli pada area level Rp 1.180 –Rp 1.200, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.225 dan Rp 1.270. Support: Rp 1.160.

5. TRAM, Daily (150) (RoE: 2,35%; PER: 57,00x; EPS: 2,67; PBV: 1,34x; Beta: -0,31):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. 

Akumulasi beli pada area level harga Rp 148-Rp 152 per saham, dengan target harga secara bertahap di level Rp 158 dan Rp 173. Support: Rp 140.

6. UNTR, Daily (28.600) (RoE: 21,32%; PER: 8,75x; EPS: 3.269,13; PBV: 1,88x; Beta: 0,73):

Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. 

Akumulasi beli pada area level Rp 27.600-Rp 28.700, dengan target harga di level Rp 29.400. Support: Rp 27.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi