KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,78% ke level 5.239,851 pada perdagangan Jumat (4/9). Dalam sepekan kemarin, IHSG melemah 2,0%. Untuk perdagangan Senin (7/9), sejumlah analis memproyeksikan IHSG akan menghijau. Secara teknikal, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, IHSG ditutup dengan pola
hammer pada perdagangan Jumat (4/9). “Selain itu volume perdagangan menurun, secara teknikal merupakan indikasi
trend bullish,” terang William kepada Kontan.co.id, Minggu (6/9). Dus, proyeksi dia, IHSG akan menguat dalam kisaran 5.224 – 5.300 pada perdagangan Senin (7/9).
Baca Juga: Melorot 2% di pekan ini, bagaimana pergerakan IHSG pada pekan depan? Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan rasio fibonacci, support dan resistance IHSG akan berada pada kisaran 5.172,37 hingga 5.293,93 pada perdagangan Senin (7/9). Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI bergerak ke bawah di area netral. “Meskipun demikian, terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” terang Nafan, Minggu (6/9). Berikut sejumlah saham dari Binaartha Sekuritas yang dapat menjadi pertimbangan investor untuk perdagangan Senin (7/9) : 1. AKRA Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 2.750 – Rp 2.850, dengan target harga secara bertahap di level Rp 2.970 dan Rp 3.240. Support: Rp 2.700. 2. BJBR Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola bullish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 1.015 - Rp 1.040, dengan target harga secara bertahap di Rp 1.055, Rp 1.090 dan Rp 1.230. Support: Rp 1.015 & Rp 950. 3. CPIN Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 5.900 – Rp 6.100, dengan target harga secara bertahap di level Rp 6.250, Rp 6.500 dan Rp 6.800. Support: Rp 5.900 & Rp 5.700. 4. ELSA Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 230 – Rp 238, dengan target harga secara bertahap di level Rp 244, Rp 254, Rp Rp 260 dan Rp 290. Support: Rp 230 & Rp 218.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham TINS, MIKA, dan BBRI untuk Jumat (4/9) 5. GGRM Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 46.250 - Rp 47.500, dengan target harga secara bertahap di level Rp 48.825, Rp 50.725, Rp 3.025, Rp 58.500, Rp 64.000 dan Rp 66.125. Support: Rp 46.250, Rp 44.650 & Rp 42.050. 6. HMSP Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area Rp 1.610 – Rp 1.640, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.710, Rp 1.775, Rp 1.850, Rp 2.030, Rp 2.210 dan Rp 2.550. Support: Rp 1.575. 7. INDY Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level Rp 1.000 – Rp 1.025, dengan target harga secara bertahap di Rp 1.055 dan Rp 1.285. Support: Rp 1.000 & Rp 935. 8. PNLF
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Akumulasi beli pada area level Rp 198 – Rp 204, dengan target harga secara bertahap di level Rp 212, Rp 240 dan Rp 266. Support: Rp 191.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi