IHSG Diprediksi Menguat pada Kamis (24/3), Ini Sentimen Penggeraknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis 0,07% ke posisi 6.996,11 pada perdagangan Rabu (23/3). Meskipun begitu, investor asing kembali mencatatkan net buy senilai Rp 805,98 miliar di seluruh pasar.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menilai, penurunan IHSG ini disebabkan oleh minimnya sentimen dari dalam negeri. Ditambah lagi, investor masih terus mencermati perkembangan konflik Rusia-Ukraina.

Untuk perdagangan Kamis (24/3), Dennies memprediksi IHSG akan kembali menguat. Support 1 kemungkinan berada di 6.974, support 2 di 6.952, resistance 1 di 7.020, dan resistance 2 di 7.044.


Secara teknikal, candlestick membentuk higher high dan higher low dengan volume yang masih cukup tinggi. "Hal ini mengindikasikan trend bullish masih cukup kuat," ucap Dennies, Rabu (23/3).

Baca Juga: Aksi Ambil Untung Menahan Pergerakan IHSG

Menurutnya, dari dalam negeri masih akan minim sentimen terutama dari data ekonomi. Dari global, investor masih akan mencermati perkembangan konflik Rusia-Ukraina serta mencermati rilis data ekonomi dari Amerika Serikat.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memperkirakan, IHSG berpeluang kembali uji level psikologis 7.000 dan mencatatkan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah pada Kamis (24/3). Level support IHSG diprediksi berada di 6.950 dengan resistance di 7.030.

Menurutnya, kenaikan IHSG masih ditopang oleh berlanjutnya akumulasi beli investor asing di pasar modal Indonesia. "Optimisme terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi katalis positif utama yang menarik berlanjutnya capital inflow," kata Valdy.

Pemerintah Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berada di atas 5,2% year on year (yoy) di 2022. Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 bisa mencapai 5,5% yoy.

Optimisme tersebut berlawanan dengan proyeksi perlambatan laju pertumbuhan ekonomi global, termasuk di Amerika Serikat dan Eropa di tengah tekanan inflasi. Terbaru, Inggris mencatatkan inflasi sebesar 6,2% yoy di Februari 2022, tertinggi sejak Maret 1992.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi