KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) kembali turun ke bawah level 6.800. Pada perdagangan Selasa (7/3), IHSG turun 0,59% ke level 6.766,76. Sepekan terakhir, IHSG ambles 1,12% dan merosot 1,22% sejak awal tahun ini.
IHSG berpotensi memasuki fase krisis. Dalam skenario
bearish, IHSG bisa turun ke 6.500.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, sentimen penggerak indeks yang paling dominan adalah sikap bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve yang masih hawkish. Utamanya terkait suku bunga acuan.
Baca Juga: IHSG Dibuka Melemah Pada Perdagangan Rabu (8/3), Sektor Energi Tergelincir "Kalau dibilang tanda krisis pada IHSG bisa jadi. Secara teknikal pada chart bulanan, pola IHSG sekilas akan membentuk double top," ujar Sukarno, Selasa (7/3). Menurut Sukarno, jika The Fed menaikkan suku bunga secara agresif, IHSG bisa melemah ke 6.500. Bahkan dalam skenario
bearish, IHSG bisa turun hingga 6.300. Karena itu, Sukarno menyarankan investor
wait and see terlebih dahulu. Sedangkan untuk saham yang valuasinya mahal, bisa dikurangi dan mulai cicil jika sinyal transisi saham kembali muncul. Sementara itu, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, untuk jangka panjang, ada peluang beli beberapa saham, seperti
BBCA,
BMRI,
BBNI dan
BBRI.
Lembaga riset Algo Reseach dalam laporannya kemarin menuliskan, bulan ini menjadi saat yang tepat untuk melakukan penjualan ataupun mengurangi kerugian untuk melindungi modal.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Koreksi Pada Rabu (8/3), Ini Saham Defensif yang Dapat Cermati Selain itu, investor disarankan meningkatkan posisi kas. Pasalnya, kondisi likuiditas IHSG memburuk. Apalagi, jelang puasa dan lebaran, biasanya likuiditas akan menipis, disertai tekanan jual besar jelang libur panjang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli