KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 1,22 poin atau 0,02% ke 7.164 di akhir perdagangan Jumat (3/1). Dalam sepekan, IHSG menguat 2,59%.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat secara teknikal, IHSG tertahan oleh
resistance dinamis MA20 yang berada di kisaran level 7.218. Selain itu, pada histogram MACD menunjukkan pergerakan yang cenderung
sideways. "Kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.100-7.200 pada perdagangan Senin (6/1)," kata Alrich kepada Kontan, Jumat (3/1).
Sentimen dari global, perhatian pasar akan tertuju pada rilis risalah
Federal Open Market Committee (FOMC) yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter. Data lain seperti Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran juga akan dirilis di pekan depan. NFP diperkirakan menurun menjadi 150 ribu dari sebelumnya di 227 ribu yang menunjukkan potensi pelemahan di pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Melihat Prospek Kinerja Konstituen Indeks Kompas100 di Tahun 2025 Penurunan ini konsisten dengan perkiraan para ekonom yang memperkirakan tingkat pengangguran akan berada pada level 4,2%. "Jika data ini sesuai atau lebih buruk dari ekspektasi, pasar mungkin melihatnya sebagai konfirmasi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, sehingga dapat memengaruhi sikap The Fed terhadap kebijakan suku bunga," ujarnya. Dari domestik, pekan depan akan dirilis sejumlah data penting, yaitu indeks keyakinan konsumen (IKK), penjualan ritel dan cadangan devisa. IKK untuk Desember diproyeksikan turun ke level 120 dari sebelumnya 125,90 yang menggambarkan sedikit penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Sementara itu, data penjualan ritel Desember diperkirakan menunjukkan perbaikan, didorong oleh momen pergantian tahun yang biasanya meningkatkan konsumsi masyarakat, meskipun daya beli secara keseluruhan masih relatif lemah. Sebagai informasi, tingkat pertumbuhan penjualan ritel pada bulan November tercatat sebesar 1,50% YoY. Terakhir, cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 152 miliar dari level sebelumnya US$ 150,2 miliar. Cadangan devisa relatif berada pada level yang aman karena setara dengan 6,5 bulan impor dan tetap jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca Juga: IHSG Menguat 2,59% dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pendorongnya Founder Stocknow.id Hendra Wardana memproyeksikan IHSG pada Senin (6/1) bergerak
sideways dalam rentang
support 7.063 dan
resistance 7.216. Sentimen utama IHSG pada Senin (6/1) masih berasal dari kabar pembatalan PPN 12% dan peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI). "Dengan situasi pasar yang minim sentimen baru, investor disarankan untuk tetap selektif dan fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan yang jelas," jelas Hendra kepada Kontan, Jumat (6/1). Oleh karenanya, strategi diversifikasi juga penting untuk mengelola risiko dan mengoptimalkan peluang keuntungan di tengah pergerakan IHSG yang cenderung terbatas. Hendra merekomendasikan untuk
trading buy saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) di target harga Rp 10.200 per saham dan
speculative buy saham PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (
ESSA) dengan target harga masing-masing Rp 1.710 dan Rp 885 per saham. Adapun bagi investor yang ingin memanfaatkan volatilitas jangka pendek, Hendra bilang PT Bumi Resources Minerals Tbk (
BRMS) cocok untuk
day trade dengan target harga Rp 450 per saham.
Sementara itu, saham-saham pilihan untuk pekan depan dari Phintraco Sekuritas antara lain, DOID, MAIN, PNBN, JPFA, ISAT dan MBMA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih