IHSG Diproyeksi Masih Dalam Tekanan, Simak Rekomendasi Saham yang Bisa Dilirik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum dapat keluar dari tekanan di pekan ini. Sejak Jumat (7/10), IHSG bergerak koreksi dari level 7.000 dan bertengger di 6.814,53 pada akhir perdagangan Jumat (14/10).

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan, pergerakan IHSG masih tertekan akibat potensi kenaikan suku bunga yang dilakukan berbagai bank sentral. Salah satunya, The Fed yang diekspektasikan akan semakin agresif.

Apalagi Inflasi Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Indeks harga konsumen AS naik 0,4% secara bulanan di September 2022. Sementara, secara tahunan, inflasi AS menyentuh level 8,2%.


"Kemungkinan IHSG akan lebih bottom mencapai 6.600-6.700. Jadi kami cenderung buy on weakness ketika marketnya melemah di Oktober bertahap sampai akhir bulan ini," tutur Hans kepada Kontan, Rabu (12/10).

Baca Juga: Sepekan IHSG Jatuh di Zona Merah, Saham-saham Ini Banyak Dijual Asing

Adapun sepanjang tahun berjalan hingga Jumat (14/10), indeks IDX sektor Teknologi terpantau melorot paling dalam sebesar 28%. Di susul, IDX Sektor Properti & Real Estat sebesar 12,02%.

Hans menilai, sampai akhir tahun ini, sektor teknologi masih akan mengalami tekanan. Sementara sektor properti masih akan terhimpit akibat tren kenaikan suku bunga.

"Sekarang (sektor teknologi dan properti) tidak menarik, cenderung lebih memilih saham-saham lain. Komoditas menarik dan konsumer yang lebih defensif," imbuhnya.

Namun semua kembali lagi pada time horizon investasi. Hans bilang kalau untuk jangka panjang ke dua sektor itu bisa dipertimbangkan, tapi kalau jangka pendek bisa pertimbangkan yang lain.

Dia menilai sektor jangka pendek sektor komoditas masih menarik, terutama emiten batubara. Dari sektor ini, Hans menjagokan saham ITMG, PTBA, ADRO dan BUMI.

"Konsumer cukup defensif tapi tidak akan naik banyak. ICBP, INDF, MYOR yang cukup bagus," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari