IHSG Diproyeksi Melemah Pasca The Fed Kerek Suku Bunga, Ini Saran ke Investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak melemah karena adanya tekanan dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed. IHSG parkir di level 7.288,91 atau naik 0,45% pada perdagangan Kamis (28/4).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico memprediksi, IHSG akan cenderung bergerak melemah karena adanya tekanan dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed dan bank sentral lainnya yang mulai menaikkan tingkat suku bunganya.

Hal ini, dapat memberikan kenaikan volatilitas dan mengganggu stabilitas yang ada di pasar.


Menurutnya, ada dua hal yang bisa dilakukan oleh pelaku pasar pasca keputusan The Fed ini. "Pertama, cermati dan amati data ekonomi yang akan keluar. Kedua, perhatikan volatilitas yang terjadi di pasar," tegas Nico saat dihubungi Kontan belum lama ini.

Baca Juga: IHSG Diramal Sentuh 7.750 Tahun Ini, Ini Daftar Saham Jagoan BRI Danareksa Sekuritas

Nico menyebutkan hal pertama yang bisa dilakukan investor dengan berkaca dan mencermati data makro ekonomi. Salah satunya, ada inflasi Indonesia yang akan segera dirilis yang berkaitan erat dengan suku bunga.

Sementara, Analis fundamental B-Trade Raditya Pradana menyarankan investor harus selektif dalam memilih emiten atau sektor yang terdampak keputusan The Fed, baik dampak positif atau negatif sehingga bisa menentukan trading atau investment plan.

Dia menilai kenaikan suku bunga kredit dan deposito akan menjadi dampak positif bagi emiten bank. Hal ini, berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih emiten-emiten perbankan.

Baca Juga: Baru Melantai April Lalu, Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Jadi Pemberat Utama IHSG

Sementara, kenaikan suku bunga ini dapat menyebabkan kenaikan beban bunga emiten-emiten teknologi sehingga berpotensi membebani kinerja emiten. Selain itu, emiten dengan Debt to Equity Ratio (DER) di atas 100% juga akan terbebani.

"Kedua, investor harus tetap disiplin dalam menerapkan risk dan money managementnya atau meminimalkan risiko," kata Raditya kepada Kontan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli