IHSG Diproyeksi Rawan Koreksi pada Jumat (13/5)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 3,17% atau 216,36 poin ke level 6.599,84 pada perdagangan Kamis (12/5). IHSG melemah ke level terendah sejak 26 Januari 2022.

Analis Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan IHSG mengekor pergerakan bursa Amerika Serikat (AS) dan Asia yang turut terkoreksi karena rilis data inflasi AS yang di atas ekspektasi konsensus sebesar 8,3% yoy di April 2022.

"Tentunya hal ini menyebabkan kekhawatiran investor akan kebijakan moneter yang lebih ketat dari The Fed dan perlambatan ekonomi global," ujar Herditya, Kamis (12/5).


Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah pada Perdagangan Kamis (12/5)

Herditya memperkirakan pergerakan IHSG masih rawan koreksi untuk menguji area 6.540, meskipun tidak menutup kemungkinan menguat dahulu ke 6.655 pada perdagangan Jumat (13/5).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, investor asing juga kembali mencatatkan net sell yang menjadi net sell keempat berturut-turut di pekan ini. Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 721,37 miliar di seluruh pasar.

Oleh sebab itu, sambung Valdy, terbuka peluang technical rebound jika kembali ke 6.600. Sebaliknya, waspadai kritikal support 6.480-6.530 jika pelemahan berlanjut.

Baca Juga: IHSG Terjun 3,17% ke 6.599 pada Kamis (12/5), Turun Empat Hari Beruntun

Dari eksternal, tekanan inflasi di AS meningkat ditunjukkan oleh realisasi inflasi sebesar 8.3% yoy di April 2022, lebih tinggi dari perkiraan. Ekonomi Inggris tumbuh 8,7% yoy di kuartal 1-2022, juga lebih rendah dari perkiraan yakni 9% yoy. Data ini menambah rangkaian data indeks manufaktur yang menunjukkan perlambatan di AS, Eropa, dan Tiongkok di April 2022.

Dari dalam negeri, retail sales tumbuh 9,3% yoy di Maret 2022, turun dari 12,9% yoy di Februari 2022.

Oleh sebab itu, Valdy menambahkan agar investor tidak terlalu agresif melakukan aksi beli. Sebaiknya, cermati peluang buy on support atau average down pada saham-saham blue chip, seperti ASII, ADRO, BBCA, dan BMRI. UNTR dan INDF juga dapat diperhatikan karena masih berada dalam bullish area.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati