IHSG diramal akan menembus level psikologis 4.800



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang menembus level psikologis hari ini di tengah rendahnya risiko pasar global.

David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan rendahnya risiko global dipicu langkah stimulus sejumlah bank sentral utama dunia dan reli harga komoditas akan kembali mengangkat aksi beli pada perdagangan hari ini.

"IHSG diperkirakan berpeluang menembus level psikologis 4.800," kata David dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (2/3).


Perkiraan David, IHSG akan berpeluang menguat dikisaran support 4.750- 4.720 dan resistance 4.810-4.830.

Pada perdagangan kemarin (1/3), IHSG bergerak variatif dalam rentang terbatas. David bilang, Aksi ambil untung mewarnai saham perbankan. Sedangkan aksi beli melanda saham otomotif, properti, tambang dan perkebunan.

Setelah bergerak dalam rentang 23 poin, IHSG ditutup menguat tipis 9 poin di 4.779,985. Dari domestik, pasar merespon positif inflasi Februari yang mencatatkan deflasi 0,09%, membuka kembali peluang BI menurunkan tingkat bunga acuannya.

Sedangkan dari kawasan, sentimen positif pasar digerakkan langkah Bank Sentral China (PBoC) yang memotong reserve requirement ratio (RRR) 50 bp di tengah memburuknya aktivitas manufaktur di negara tersebut.

Indeks China Final Manufacturing PMI Februari 2016 kembali turun untuk bulan ke tujuh berturut-turut di 49,0 di bawah perkiraan analis dan bulan sebelumnya masing-masing 49,4. Penguatan harga minyak mentah kemarin hingga US$ 34/barel di pasar Asia turut mengangkat kembali saham berbasis komoditas seperti tambang dan perkebunan.

Menyusul tren positif pergerakan pasar saham Asia, pasar saham global tadi malam kembali bullish. Indeks Eurostoxx di zona Euro menguat 1,72% di 2.996,39. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 2% dan 2,4% tutup di 16.865,08 dan 1.978,35.

David melihat reli harga komoditas menyusul menguatnya harga minyak mentah dan keputusan PBoC memangkas RRR dan data aktivitas manufaktur Februari di atas perkiraan telah mendorong aksi beli pada aset berisiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie